Parapuan.co- Kawan Puan, kali ini PARAPUAN akan membahas sosok wanita karier bernama Priyanka Anand.
Priyanka Anand merupakan Vice President dan Head HR (Human Resource) perusahaan teknologi Ericsson.
Ia diketahui telah bekerja untuk Ericsson sejak tahun 2010.
Selama berkarier tujuh tahun lamanya di Ericsson, ia diberi tanggung jawab untuk memimpin strategi HR di seluruh market seperti India, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Filipina dan Bangladesh.
"Jadi salah satu kekuatan terbesar saya adalah mampu menantang diri sendiri, dan tidak pernah merasa terhalang oleh kenyataan bahwa saya belum pernah melakukan ini sebelumnya,"cerita perempuan berkebangsaan India ini.
Baca juga: Mien R Uno Raih Gelar Doktor Kehormatan Honoris Causa di Usia 80 Tahun
Ibu satu anak ini diketahui telah berkarir selama 19 tahun di dunia human resources, termasuk tujuh tahun pengalamannya bersama Ericsson, pada posisi tersebut.
Setelah berkarier bertahun-tahun bersama Ericsson, ia sempat menjadi Vice President dan Head, HR Global Operations pada April 2014 hingga Januari 2018.
Di posisinya saat ini, ia memimpin tim Human Resources (HR) yang terdiri dari 60 sumber daya yang tersebar di lebih dari 10 negara & mendorong strategi HR di seluruh wilayah.
Ia bekerja sama dengan Business Leaders, mengembangkan dan menerapkan tolok ukur praktik Human Resources yang menginspirasi karyawan untuk mencapai hasil bisnis yang luar biasa.
"Saya memiliki tanggung jawab di 13 negara yang belum pernah saya tangani sebelumnya, kecuali India. Yang sebelumnya, yaitu HR Global Operations, adalah peran ketika kami sebagai perusahaan memutuskan untuk mengubah teknologi kami, orang-orang kami, proses kerja kami, semuanya dalam satu tujuan, dan berdampak pada 120.000 orang. Kami membangun ekosistem yang sangat besar, yang berperan penting dalam cara kami melakukan HR di Ericsson saat ini," cerita Priyanka.
Sebelumnya, Priyanka sempat menjabat sebagai Vice President dan Head Human Resources di Ericsson Global Services, India pada Juli 2010 hingga April 2014.
"Dan juga, yang saya mulai di Ericsson, tampak seperti tugas yang gila, mulai dari menangani 1.000 hingga 20.000 karyawan. Tampaknya mustahil. Dan ternyata itu bukan hanya tentang jumlah orang, tetapi juga tentang transformasi budaya. Bagaimana kami berporos dari telekomunikasi pelat murni ke ICT dan menjadi penyedia global bagi Ericsson," tambah Priyanka saat diwawancarai oleh PARAPUAN.
Baca juga: Sosok Nicke Widyawati, Dirut Pertamina yang Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh
Perjalanan Priyanka menjadi wanita karir ternyata tidaklah mudah.
Meski ia berasal dari kota kecil di India, hal itu tidak membuatnya menyerah dan putus asa.
"Jadi saya berasal dari kota yang sangat kecil di India, tetapi tumbuh besar di ibu kota negara bersama orang tua dan tiga saudara kandung, seperti itulah awal kehidupan saya. Bisa dibilang bahwa seluruh perjalanan saya benar-benar tentang menjadi seseorang yang mampu “challenge the status quo”, seseorang yang menjadi sedikit pembuat onar,"cerita perempuan berambut hitam panjang ini.
Ia mengaku kerap mendapat stigma dan diatur perannya oleh masyarakat soal apa yang harus dirinya lakukan sebagai perempuan.
"Jika seseorang mengatakan kepada saya bahwa, “anak perempuan tidak melakukan ini”, atau “anak perempuan tidak seharusnya berperilaku seperti ini”, reaksi saya adalah, “saya pasti akan melakukannya”. Saya tidak akan pernah berhenti hanya karena anak perempuan tidak seharusnya melakukan, menjadi, atau berkata seperti yang orang bilang," cerita Priyanka.
Dibalik perjalanan kariernya yang cemerlang, Priyanka juga menempuh berbagai jenjang pendidikan hingga berada di posisi sekarang.
"Saya mengambil gelar Bachelor of Arts dari Delhi University dan setelah itu mengambil gelar Magister Administrasi Bisnis. Saya mulai di Ericsson pada tahun 2010, memimpin pusat pengiriman global ini. Pekerjaan pertama saya 20 tahun yang lalu adalah menjadi HR Executive di perusahaan layanan IT," cerita perempuan yang sebelumnya sempat bekerja di Colt Technologies, Manpower dan STG.
Baginya tidak ada yang salah dengan perempuan yang berkarier di industri teknologi yang banyak didominasi oleh laki-laki.
"Jadi bagi saya, baik itu dalam sektor SDM, Marketing, R&D, tidak ada yang menghentikan wanita untuk memiliki titik awal yang setara dengan seorang pria atau dengan pria. Anda dapat memilih bidang mana yang ingin Anda kejar, buatlah diri Anda siap untuk terjun ke dalamnya, dan buatlah orang dapat melihat apa yang mereka yakini dari berinvestasi pada Anda, dan kerjarlah ambisi Anda. Tetapi secara pribadi, untuk semua wanita muda, selalu percayalah pada diri Anda," pesan Priyanka.
Baca juga: Cerita Sosok Ilmuwan Citra Indriani Temukan Passion sebagai Peneliti
Tak pelit ilmu, Priyanka kemudian membagikan tips bagi perempuan yang ingin memulai kariernya di bidang human resources.
"Jangan pernah terganggu oleh para penentang. Jangan pernah. Karena jika orang mengatakan tidak, sangat penting bagi Anda untuk menantang diri sendiri, jangan teralihkan oleh kata tidak. Tugas orang adalah mengatakan tidak, dan tugas Anda adalah mengatakan, “Mengapa tidak?,” tutur Priyanka.
Wah, sosok Priyanka Anand ini sungguh inspiratif ya Kawan Puan!
Meski ia perempuan, ia tetap semangat dan tak takut berkarier di industri yang banyak di dominasi laki-laki. (*)