Pemimpin Perlu Tahu, Ini 5 Cara untuk Dukung Perempuan di Tempat Kerja

Tentry Yudvi Dian Utami - Minggu, 24 Oktober 2021
Kepemimpinan perempuan
Kepemimpinan perempuan monkeybusinessimages

Parapuan.co  - Pandemi membuat beban perempuan bekerja semakin banyak, terutama bagi kita yang sudah menikah dan memiliki anak.

Tuntutan pekerjaan yang tidak ada habisnya ditambah beban di rumah yang juga semakin banyak.

Tentunya, kita sebagai pemimpin perempuan tak bisa lagi tinggal diam melihat banyak karyawan atau anggota tim merasakan demikian.

Lalu, apa yang bisa pemimpin perempuan untuk mendukung pekerja perempuan?

Melansir INC, berikut ulasannya.

Baca Juga: Lowongan Kerja Startup DANA Dibuka untuk 3 Posisi, Cek Syaratnya!

1. Terapkan keadilan

"Sebagai pemimpin yang memprioritaskan keberagaman dan inkusifitas, keadilan harus menjadi pikiran pertama. Kamu tidak bisa menciptakan bisnis yang beragam dan inkslusif tanpa memastikan kalau semua karyawan diperlakukan adil dan memiliki kesempatan yang setara," jelas Cindy Miller, chief executive officer di Stericycle. 

Pemimpin juga harus menciptakan lingkungan di mana individu mendapatkan penghargaan yang sama atas keunikan dan kontribusi mereka.

Mulailah untuk membuka komunikasi dan berikan masukkan ke perusahaan untuk membantumu mewujudkan ini. 

2. Pastikan kesetaraan gender tetap berlaku selama pandemi

"Perempuan sering terpaksa untuk bekerja lebih sedikit atau keluar dari pekerjaan, karena mereka harus menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan pengasuhan di rumah.

Sementara, ketika mereka masuk kerja, gaji yang mereka terima mungkin lebih sedikit, karena efek pandemi," ujar Tanya Jansen, Co-founder Beqom.

Kamu sebagai pemimpin tentu harus menjadi agen perubahan dan mengambil aksi lebih banyak untuk wujudkan kesetaraan gender.

Kamu bisa memulai dengan menerapkan jam kerja yang fleksibel, memberikan penghargaan, dan keuntungan untuk membantu perempuan agar bisa menyeimbangin pekerjaan mereka dan urusan rumah.

Baca Juga: Ini Beban Kerja Copy Writer di Industri Pemasaran dan Kisaran Gajinya

3. Bantu atasi beban kerja untuk pengasuhan anak

"Banyak orang tua berjuang untuk menemukan waktu mengerjakan pekerjaan, mengasuh anak, dan pendidikan. Sayangnya, banyak perempuan bekerja mengambil beban yang terlalu banyak," ujar Elizabeth Chrane, chief people office at One Digital.

Perempuan bekerja juga kebingungan untuk menemukan waktu seimbangnya. Oleh sebab itu, pemimpin perempuan perlu membantu mereka mengatur jadwal juga yang lebih fleksibel.

"Tekanan dan kurangnya pilihan untuk mendukung perempuan rumah tangga yang bekerja akhirnya membuat mereka untuk keluar dari tempat kerja. Ini bisa menjadi kesempatan untukmu menerapkan kesetaraan gender, dan menjadi pemimpin yang koperatif," jelasnya.

 

4. Dengarkan kebutuhan karyawan 

"Semakin lama bekerja dari rumah, ini bisa menanatang untuk pekerja perempuan. Banyak perempuan akhirnya mengambil peran di rumah, dibandingkan posisi professionalnya," jelas Natalie Baumgartner, chief workforce scientist at Achievers.

Maka dari itu, seorang pemimpin harus mengatur budaya kesetaraan gender dengan mulai aktif mendengarkan kebutuhan mereka selama kerja dari rumah.

"Bekerja secara dekat dengan anggota tim semua level, pastikan kalau mereka sudah mendapatkan keuntungan dari tempat kerja," jelasnya.

Baca Juga: 4 Cara agar Pekerjaan Utama dan Sampingan dapat Berjalan Seimbang

5. Bantu Perempuan Dukung Perempuan

 

Ketidaksetaraan gender di tempat kerja memang menjadi masalah yang perlu pemimpin perempuan selesaikan. Ada banyak aksi yang bisa kamu ambil.

Menurut Monti Becker Kelly, head of business development Sitel Group, sangat penting untuk pemimpin perempuan menyadarkan perempuan lainnya untuk saling mendukung.

"Sangat penting untuk pemimpin perempuan terkoneksi dengan perempuan lainnya agar bisa menyemangati dan mendukung kebutuhan mental mereka. Mulai dari sarankan untuk ambil cuti hingga menemukan dukungan dari perempuan lainnya," ujar Monti.

Bila perempuan mendapatkan dukungan dari perempuan lainnya, tentu ini akan membantu mengurangi beban mental mereka. (*)



REKOMENDASI HARI INI

Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Diperkosa, Kenapa Anak Masih Rentan Jadi Korban Kekerasan?