Sul bahkan mendapatkan beasiswa dari Unicef untuk memperdalam pengetahuan di bidang Kesehatan Masyarakat dan Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA).
Suatu ketika, ia meminta pemerintah untuk mengendalikan angka kelahiran melalui pendidikan seksual dan gerakan Keluarga Berencana (KB).
Sayang, gagasannya terkait kedua hal tersebut ditolak Presiden Soekarno dan Wapres Muhammad Hatta beserta jajaran pemerintah.
Bung Hatta bahkan disebut tak ingin lagi mendengar Sul mendiskusikan tentang kedua idenya tadi.
Semenjak saat itu, Sul menjadi lebih berhati-hati di tengah ketegangan politik mengenai pelanggaran moral atas KB.
Baca Juga: Diperingati Tiap 24 Oktober 2021, Ini Sejarah Hari Dokter Nasional
Akhir Karier
Sulianti Saroso menjadi anggota di WHO selama kurang lebih 25 tahun. Semasa menjabat, hanya ada dua perempuan di WHO.
Selain Sul, ada pula seorang dokter perempuan dari India yang bernama Rajkumari Amrit Kaur.
Perempuan asal Karangasem, Bali ini meninggal dunia pada 29 April 1991 dan namanya dijadikan nama rumah sakit untuk mengenang jasa-jasanya semasa hidup.
Hebat dan inspiratif ya, Kawan Puan. (*)