Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan secara emosial berbentuk gaslighting juga dapat terjadi di tempat kerja.
Seorang gaslighter atau sebutan untuk pelaku gaslighting kerap menciptakan realitas mereka sendiri.
Bentuk pelecehan di tempat kerja ini mungkin lebih umum terjadi, melansir Health.
"Gaslighting dan bentuk pelecehan lainnya tidak dilaporkan di tempat kerja, karena pelaku yang sangat mahir dalam manipulasi dapat membuat korban merasa seolah-olah itu semua kesalahannya," kata Stephanie Sarkis, PhD, penulis Gaslighting: Recognize Manipulative and Emotionally Abusive People—and Break Free.
Baca Juga: Peran Ketahanan Keluarga dalam Mencegah Kekerasan pada Perempuan
Selanjutnya, beberapa hal ini dapat dilakukan saat terjadi kekerasan pada perempuan yang berbentuk gaslighting di tempat kerja
1. Pastikan itu benar-benar gaslighting
Stephanie mengatakan bahwa pelaku tidak benar-benar ingin korban berhasil sama sekali dan akan menyabot upaya yang korban lakukan.
Mereka mungkin mengubah tanggal jatuh tempo dan tenggat waktu di tengah-tengah proyek.
Sehingga membuat kamu harus bekerja keras untuk menyelesaikannya.
Selanjutnya, mereka mungkin merusak upaya Kawan Puan dengan komentar tentang bagaimana Kawan Puan tidak tahu apa yang kamu lakukan.
Hal ini dapat membuat Kawan Puan meragukan keahlian diri sendiri.
Pelecehan secara emosional ini juga dapat berbentuk pelaku mungkin mengatakan hal-hal yang meremehkan atau menyentuh secara tidak pantas, kemudian menyangkal hal itu.
2. Dokumentasikan
Jika Kawan Puan yakin bahwa kekerasan pada perempuan berbentuk gaslighting benar-benar terjadi, mulailah dokumentasikan.
Dokumentasikan setiap email, memo, dan bukti lain yang dapat membuktikan perbuatan pelaku.
Catat setiap interaksi di mana gaslighting terjadi, termasuk tanggal dan waktu, kata Stephanie.
"Jangan simpan informasi ini di perangkat yang digunakan untuk bekerja, karena perusahaan kamu mungkin memiliki akses ke informasi itu dan akan mengambil perangkat tersebut setelah kamu berhenti," sarannya.
Dokumentasi dapat menjadi bukti yang dapat menunjukkan tindakan yang dilakukan pelaku.
Baca Juga: Jadi Bentuk Kekerasan pada Perempuan, Ini Fakta Revenge Porn
3. Tanyakan rekan kerja
Terkadang pelaku di tempat kerja akan memfokuskan pelecehan mereka pada satu karyawan.
Tetapi sering kali mereka juga melakukan hal ini kepada karyawan lain.
Jika rekan kerja mengatakan bahwa mereka juga menerima perlakuan serupa, tanyakan apakah mereka bersedia mendokumentasikan perilaku gaslighting yang harus mereka tangani, saran psychotherapist Dori Gatter, PsyD.
Dengan begitu, hal ini dapat memperkuat langkah selanjutnya.
Pasalnya, ada beberapa karyawan yang juga mengalami pelecehan secara emosional.
4. Jadwalkan pertemuan dengan pelaku
Setelah mendapatkan semua bukti, jadwalkan waktu untuk bertemu dengan pelaku atau mungkin yang sedang saat ini menjabat sebagai atasan.
Bersikaplah berani dan tegas, bagikan perasaan dan tanyakan bagaimana kamu berdua dapat membentuk hubungan kerja yang lebih baik.
Cobalah untuk menghindari tuduhan dan nada konfrontatif karena dapat menjadi umpan balik yang kritis dan negatif.
Dokumentasikan percakapan, bahkan melalui catatan tulisan tangan.
Mungkin, walaupun ini sedikit berat, percakapan akan mengarah pada perubahan perilaku.
Baca Juga: Diduga Lakukan Kekerasan pada Perempuan, Kim Seon Ho Alami Cancel Culture, Apa Itu?
5. Pergi ke HR atau atasan lainnya
Periksa apakah kantor kamu memiliki kebijakan dalam menangani keluhan tentang seorang manajer, saran Stephanie.
Jika tidak ada kebijakan resmi, hubungi HR atau supervisor gaslighter untuk berbagi kejadian yang kamu alami.
Kamu belum tentu dapat memprediksi bagaimana perusahaan akan merespons.
Jika tidak ada solusi yang jelas dari tempat kerja, mungkin kamu bisa mencari pekerjaan lain.
Mencari pekerjaan lain lebih baik alih-alih kembali ke situasi yang sama.
Sehingga, kamu dapat mewaspadai kekerasan pada perempuan berbentuk gaslighting yang bisa terjadi di tempat kerja. (*)