Stefany bercerita, rasa tersebut muncul saat itu lantaran ia merasa tidak cukup baik usai pindah ke kantor barunya.
Ya, Stefany Chandra tak hanya fokus mengelola dan menulis untuk Kata Puan, tetapi juga merupakan seorang full time copywriter di salah satu perusahaan F&B.
Untuk meningkatkan kepercayaan dirinya itulah Stefany akhirnya mulai membangun Kata Puan, terlebih dengan adanya apresiasi dari para pembacanya saat itu.
Bagi perempuan kelahiran Jakarta, 6 Januari 1995 itu, Kata Puan merupakan api dan distraksi dari pemikiran negatif yang sering dirasakannya di kantor.
Baca Juga: Kisah Carina Joe, Sosok Ilmuwan Indonesia di Balik Kesuksesan Vaksin AstraZeneca
“Ketika kemudian menulis dan dibaca orang, menemukan pembaca-pembaca kecil, terus ada apresiasi, rasanya senang banget. Karena saat itu enggak bisa dapat apresiasi yang sama di kantor,” kenang Stefany.
Dari situ, kepercayaan dirinya pun mulai meningkat, ia akhirnya mulai serius membangun Kata Puan dan menjadikannya sebagai medium untuk berekspresi.
Berawal dari keyakinan bahwa akan banyak yang menikmati karyanya, Stefany pun kini berhasil membuktikan pemikirannya tersebut.
“Kebanyakan apa yang aku lakukan dalam perjalanan menulis dan berkarya, banyak banget hal yang aku suka kemudian yakin bahwa orang lain akan suka juga. Jadi berangkat dari perasaan PD itu,” pungkasnya.