Parapuan.co - Memiliki kepercayaan diri untuk memulai sesuatu merupakan keberanian yang tak semua orang miliki.
Namun, berbeda dengan Stefany Chandra, seorang penulis yang telah berhasil menciptakan berbagai karya melalui kepercayaan dirinya.
Kali ini PARAPUAN berkesempatan untuk mendengarkan langsung kisah di balik akun Instagram @kata.puan.
Jika Kawan Puan merupakan penggemar sajak, kamu mungkin sudah familier dengan akun tersebut dan sosok di baliknya.
Kepada PARAPUAN, Stefany bercerita tentang bagaimana ia memulai perjalanannya sebagai seorang penulis.
Baca Juga: 7 Tahun Berkarier sebagai Content Writer, Razan Izazi Bagikan Kisahnya
Stefany mengatakan, ia sebenarnya sudah lama mulai menuangkan isi pikirannya dan perasaannya dalam bentuk tulisan.
Akan tetapi, pada tahun 2018, ia mulai memberanikan diri untuk membuat tulisan berupa cerita pendek untuk kemudian diunggahnya ke akun Instagram pribadinya.
“Aku tadinya menulis di Instagram personal, bikin cerpen-cerpen dari kata kunci orang. Pada saat itu, sparks (untuk menulis) menyala banget. Dari situ, baru memberanikan diri mengaktifkan Kata Puan dan menulis di sana,” cerita Stefany dengan bersemangat.
Kata Puan sendiri awalnya mulai berkembang karena kepercayaan dirinya sedang menurun.
Stefany bercerita, rasa tersebut muncul saat itu lantaran ia merasa tidak cukup baik usai pindah ke kantor barunya.
Ya, Stefany Chandra tak hanya fokus mengelola dan menulis untuk Kata Puan, tetapi juga merupakan seorang full time copywriter di salah satu perusahaan F&B.
Untuk meningkatkan kepercayaan dirinya itulah Stefany akhirnya mulai membangun Kata Puan, terlebih dengan adanya apresiasi dari para pembacanya saat itu.
Bagi perempuan kelahiran Jakarta, 6 Januari 1995 itu, Kata Puan merupakan api dan distraksi dari pemikiran negatif yang sering dirasakannya di kantor.
Baca Juga: Kisah Carina Joe, Sosok Ilmuwan Indonesia di Balik Kesuksesan Vaksin AstraZeneca
“Ketika kemudian menulis dan dibaca orang, menemukan pembaca-pembaca kecil, terus ada apresiasi, rasanya senang banget. Karena saat itu enggak bisa dapat apresiasi yang sama di kantor,” kenang Stefany.
Dari situ, kepercayaan dirinya pun mulai meningkat, ia akhirnya mulai serius membangun Kata Puan dan menjadikannya sebagai medium untuk berekspresi.
Berawal dari keyakinan bahwa akan banyak yang menikmati karyanya, Stefany pun kini berhasil membuktikan pemikirannya tersebut.
“Kebanyakan apa yang aku lakukan dalam perjalanan menulis dan berkarya, banyak banget hal yang aku suka kemudian yakin bahwa orang lain akan suka juga. Jadi berangkat dari perasaan PD itu,” pungkasnya.
Inspirasi di balik Kata Puan
Sebagai seorang penulis, Stefany tentunya membutuhkan inspirasi agar pemikirannya bisa lahir sebagai sebuah karya.
Sederhana saja, alumnus Universitas Bina Nusantara ini mengaku bahwa inspirasi datang dari sekitar dan apa yang sedang ia rasakan saat itu.
Yang terpenting menurutnya, adalah bagaimana karya yang ditulisnya bisa mengandung emosi yang kemudian dapat dirasakan oleh pembaca.
Hal itulah yang lalu menjadi sumber energi untuk terus menulis dan berkarya.
Lebih lanjut, Stefany Chandra juga menceritakan mengapa ia memilih untuk menamakan medium berekspresinya itu dengan Kata Puan.
Baca Juga: Profil Ainun Habibie, Dokter di Balik Lahirnya Fatwa Halal Donor Mata
“Menggunakan aspek keperempuanan untuk menulis, menggunakan aspek keperempuanan untuk bercerita, sebenarnya, itu yang menjadi landasan Kata Puan. Karena meski aku bilang aku bukan feminis, aku tuh perempuan. Jadi, tanpa sadar diberi nama Kata Puan karena penulisnya, aku, adalah perempuan yang lebih banyak menggunakan rasa,” kata Stefany.
Pemilihan Instagram sebagai platform untuk menulis pun dipilih lantaran media sosial yang satu ini merupakan salah satu yang paling sering digunakan olehnya.
Karya lainnya dari Stefany Chandra
Jika Kata Puan bermula dari cerita pendek, kini platform tersebut sudah berkembang menjadi karya-karya lainnya.
Selain di Instagram, Kata Puan juga memiliki Podcast Suara Puan, di mana Stefany membacakan hasil karya-karyanya, sehingga pembaca dapat terbawa lebih dalam lagi dengan tulisan yang dibuatnya.
Awal mula Stefany terjun ke dunia siniar pun sebenarnya lantaran melihat banyaknya permintaan dari pembacanya.
Tahun 2020 lalu, lahir pula siniar lainnya yang diberi nama Podcast Suara Mereka.
Melalui Podcast Suara Mereka, Stefany ingin memberikan wadah bagi para perempuan untuk membagikan ceritanya.
Baca Juga: Profil Sulianti Saroso, Dokter Penggagas KB yang Pernah Ditegur Soekarno
“Cerita-cerita yang aku angkat itu bagaimana perempuan-perempuan dengan segala kekuatannya yang berlapis-lapis itu berhasil memenangkan dirinya mereka sendiri. Gak semua orang punya lapak untuk berbicara, tapi semua orang punya cerita. Cuma bagaimana dan siapa yang ingin memberikan panggung,” katanya saat menceritakan tentang Podcast Suara Mereka.
Bakat menulis Stefany juga disalurkannya melalui buku bertajuk Kamu Hanya Perlu Pulang dan Catatan Perjalanan.
Melalui buku Kamu Hanya Perlu Pulang yang terbit pada awal tahun 2020, Stefany mengekspresikan ketakutannya akan kematian dan pencarian akan tujuan untuk pulang.
Buku tersebut berisi senandika, cerita pendek, dan kumpulan puisi pendek tentang hidup, harapan, dan penyesalan.
Lewat buku itu juga, Stefany ingin pembacanya bisa menikmati ragam tulisan dalam satu buku.
Kawan Puan, itulah kisah inspiratif di balik akun Kata Puan di Instagram.
Berangkat dari kepercayaan dirinya, ia berhasil melahirkan berbagai bentuk karya yang kini dapat dinikmati oleh orang banyak.
Semoga, kisah Puan yang satu ini bisa menginspirasi kamu untuk terus percaya diri, ya! (*)
Baca Juga: Cerita Priyanka Anand Berkarier Sebagai Human Resource di Industri Teknologi