Parapuan.co - Salah satu yang perlu diperhatikan orang tua dalam persiapan sekolah tatap muka adalah saat mendampingi anak mengerjakan PR.
Sering kali momen membantu anak mengerjakan PR menjadi hal yang menantang bagi orang tua.
Pasalnya, anak kerap merasa tertekan dan tidak nyaman saat proses belajar.
Terlebih, saat orang tua marah-marah karena tidak cukup sabar mengajarkan anak mengerjakan PR-nya.
Hal ini tentu membuat orang tua dan anak sama-sama semakin stres.
Untuk menangani dan mencegah hal tersebut terjadi kembali di kemudian hari, PARAPUAN akan membantu Kawan Puan mengenali tipe kepribadian anak saat mengerjakan tugas sekolah.
Melansir dari laman Today Parents, berikut tipe kepribadian anak saat mengerjakan PR yang perlu orang tua ketahui dalam persiapan sekolah tatap muka.
Baca Juga: Dalam Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Peran Ayah dalam Mendidik Anak
1. Si Penunda
Salah satu kepribadian anak dalam mengerjakan PR adalah yang gemar menunda-nunda dalam menyelesaikannya.
Misalnya, saat anak mengetahui bahwa ia memiliki tugas dengan deadline tiga minggu, namun sejauh ini ia hanya mengerjakan sebagiannya saja.
Sebagai orang tua, Kawan Puan tentu tahu betul godaan untuk menunda pekerjaan, dan sama halnya pada anak.
Hal pertama yang perlu kamu cari tahu adalah apakah anak memahami materi atau sedang belajar dengan caranya sendiri.
Setelah itu, ketahui bahwa ada begitu banyak hal yang lebih menarik dari pada mengerjakan PR bagi anak.
Dan, seperti yang dijelaskan oleh psikolog dan edukator parenting, Vanessa Lapointe, salah satu bagian otak yang membantu mengelola pengendalian diri belum tentu berfungsi sampai anak memasuki sekolah dasar, terkadang hingga usia 12 tahun.
Tak hanya itu, kebanyakan anak belum memiliki konsep yang jelas tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas.
Hal yang bisa kamu lakukan, seperti membuat hal-hal menyenangkan tidak dapat terjadi sampai pekerjaan rumah selesai.
“Semua anak kami memiliki daftar tugas yang harus mereka selesaikan setiap hari,” kata Royan Lee, seorang guru wilayah Toronto. Dengan begitu, dapat membantu anak menyelesaikan pekerjaan rumah.
Lebih lanjut lagi, bila perlu dalam persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) Kawan Puan bisa membuat daftar tugas dan sesuaikan dengan jadwal kamu menggunakan kalender digital dan aplikasi pengingat.
Setelah itu, setiap item 'yang harus dilakukan' namun tidak selesai, dapat secara otomatis digeser ke hari berikutnya.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara Orang Tua Mengajari Anak Bijak Memanfaatkan Teknologi
2. Si Perfeksionis
Tipe lainnya yang membedakan anak dalam mengerjakan PR adalah si perfeksionis.
Anak-anak yang sensitif atau yang diketahui berbakat akan sangat rentan terhadap perfeksionisme, kata Lapointe.
Perfeksionis menyoroti bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan atau merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan cita-cita mereka.
Dengan tipe kepribadian ini anak akan memulai sebuah pekerjaan berkali-kali dengan harapan hasilnya akan sempurna.
Mengatasi hal ini dalam persiapan sekolah tatap muka mungkin bukanlah perkara mudah.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Pentingnya Jadwal Harian Anak
Faktanya, anak mungkin selalu memiliki kecemasan untuk menyelesaikan sesuatu dengan benar, dan mungkin perlu waktu lebih lama baginya untuk menyelesaikan pekerjaan dibandingkan yang kamu pikirkan.
Untuk itu, proses pembelajaran seharusnya tentang bagaimana memecahkan masalah.
Disarankan orang tua untuk mengatakan, “Apakah kamu sudah melakukan yang terbaik? Jika ya, apapun hasilnya bukanlah masalah."
Untuk memastikan anak tidak terjebak mengerjakan PR berkali-kali, tetapkan batas waktu saat mengerjakan tugas.
Cara tersebut dapat membantu anak terhindar dari kecenderungan perfeksionis karena takut melakukan kesalahan.
3. Si Buru-buru
Berbeda dengan anak yang perfeksionis, tipe satu ini justru ingin mengerjakan tugas dengan cepat.
Bahkan, sebagian dari mereka akan pulang, mengeluarkan lembar tugas, mengerjakannya, dan kemudian berteriak "Selesai!".
Anak tipe ini akan enggan membaca ulang setiap tugas yang sedang ia kerjakan.
Dalam mengatasi anak tipe ini dalam persiapan pembelajaran tatap muka, hal yang bisa kamu lakukan adalah mendampingi anak dengan memeriksa ulang apa yang dikerjakan anak, sehingga membantu mereka memahami pentingnya untuk lebih teliti, kata Lapointe.
Kawan Puan juga dapat membuat daftar periksa berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam lembar tugas untuk membantu menyelesaikan tugas dengan tepat dan teliti.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka : Begini Cara Mendidik Anak agar Berprestasi
4. Si Pemberontak
Sebagian anak mungkin telah melihat menemukan hal lain yang lebih ia minati di luar kurikulum sekolah.
Hal ini pun membuat anak tidak tertarik untuk mengerjakan tugas, dan ia cenderung akan menebak-nebak dan mempertanyakan tujuan dari hampir semua pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan.
Ini, tentu saja, tak berarti buruk karena faktanya ini bisa menjadi sifat yang baik.
Karena, dengan anak berpikir berbeda, kreatif, di luar kebiasaan, dan tidak menunggu seseorang memberi tahu apa yang harus dilakukan, hal ini pertanda baik.
Tetapi jika sikap ini mulai menjadi masalah bagi guru dan nilai-nilainya memburuk, maka Kawan Puan bisa memberikan penekanan pada pembelajaran.
Kamu bisa bantu anak untuk menemukan ide, konsep, atau keterampilan baru yang dapat mereka kuasai.
Namun, pastikan untuk tidak memberikan hadiah, kata Lapointe.
Bahkan jika kamu hanya ingin menghargai usahanya, cara itu dapat menciptakan dinamika yang buruk di mana tujuan anak belajar untuk mendapatkan hadiahnya, bukan pengalaman belajarnya.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka: 7 Cara Mengajarkan Anak Menjadi Penyabar
5. Si pelupa
Sebagai orang tua, Kawan Puan tentu memiliki peran besar untuk membantu anak mengembangkan keterampilan mengorganisir.
Tetapi bagi beberapa anak, hal tersebut membutuhkan banyak pengawasan, pengingat, dan bujukan.
Dalam hal ini, yang perlu kamu lakukan adalah mulailah dengan membuat struktur, pengulangan, dan pengingat.
Jangan mengandalkan anak untuk memulai prosesnya, karena dia mungkin belum memiliki keterampilan atau kedewasaan untuk menghadapi konsekuensi dari tindakannya.
Untuk itu, bantu dia mengembangkan kebiasaan baik dengan menempelkan label ke ranselnya dengan daftar semua yang perlu dia ingat untuk dibawa pulang dan dengan memeriksa agendanya.
Begitu keterampilan tersebut mulai berkembang, penting untuk mundur, sehingga kamu tidak hanya mengabadikan situasi di mana anak bergantung pada orang tua untuk mengingatkan segalanya untuknya.
Nah, berikut tipe kepribadian anak dalam mengerjakan PR yang perlu orang tua ketahui untuk persiapan sekolah tatap muka. (*)