Parapuan.co - Setiap orang tua memiliki pola asuh atau cara mengasuh anak dengan cara berbeda-beda.
Pola asuh bertujuan sebagai panduan pengasuhan yang berpengaruh pada perilaku kepribadian, karakter, dan kontrol diri anak di masa depan.
Melansir dari CNBC, berikut 4 tipe pola asuh orang tua yang diterapkan pada anak, antara lain:
Orang tua yang permisif lebih cenderung mengambil peran persahabatan, daripada peran pengasuhan anak.
Orang tua ini kebanyakan membiarkan anak-anak melakukan apa yang mereka inginkan dan menawarkan bimbingan atau arahan yang terbatas.
Baca Juga: Ini Pengaruh 4 Tipe Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kehidupan Anak di Masa Depan
Orang tua otoritatif mengasuh, mendukung, dan sering kali selaras dengan kebutuhan anak-anak mereka.
Mereka membimbing anak-anak melalui komunikasi terbuka dan jujur agar mereka disiplin dan dapat berpikir sendiri.
Orang tua otoriter menegakkan aturan ketat dengan sedikit pertimbangan perasaan anak atau kebutuhan sosial-emosional dan perilaku.
Dalam upaya untuk memegang kendali penuh, orang tua otoriter sering berbicara dengan anak-anak mereka tanpa menginginkan masukan atau umpan balik.
Pola asuh ini dicontohkan oleh rasa ketidakpedulian secara keseluruhan, yang dikenal sebagai orang tua lalai.
Mereka membiarkan anak-anaknya berjuang sendiri, jarang menerapkan aturan, dan sulit menciptakan hubungan dekat.
Dampak Pola Asuh pada Anak
PARAPUAN telah melakukan riset bertajuk People Pleaser terhadap 328 responden perempuan dari berbagai latar belakang.
Salah satu sub-temanya adalah Dampak Positif dan Negatif Pola Asuh yang Diterima Sedari Kecil.
Berangkat dari situ, Kawan Puan perlu tahu bagaimana dampak pengasuhan tiap-tiap pola asuh terutama permisif, otoritatif, dan otoriter. Yuk, simak!
Baca Juga: Sebelum Resmi Menjadi Orangtua, Yuk Pahami 4 Tipe Parenting Ini
1. Dampak Positif
Pola asuh yang diterapkan sedari kecil membuat responden merasa bertanggung jawab (72,6%), patuh pada aturan (52,4%), disiplin (48,8%), percaya diri (42,7%), dan mampu mengambil keputusan (41,5%).
Sayangnya, responden dengan pola asuh otoriter tidak merasa bahwa dirinya bertanggung jawab dan percaya diri.
Tapi, mereka mendapatkan dampak positif berupa patuh pada aturan, disiplin, dan mampu mengambil keputusan.
Sementera itu, pola asuh permisif membuat responden merasa patuh pada aturan. Padahal mereka dibebaskan orang tuanya untuk menetapkan pilihan sendiri.
Untuk pola asuh otoritatif, responden kebanyakan menjawab bahwa mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
2. Dampak Negatif
Dari semua pola asuh yang diteliti, pola asuh otoriter cenderung memiliki presentase dampak negatif yang lebih tinggi,
Sulit mengutarakan pikiran dan perasaan (40,2%), mudah marah (36%), tidak suka konflik/perdebatan (34,8%), merasa kesepian (31,7%), dan tidak percaya diri (29,9%) menjadi dampak negatif yang paling banyak dirasakan responden dari pola asuh yang diterima.
Pola asuh otoriter membuat responden merasa kesepian, tidak percaya diri, dan mudah marah.
Sementara itu, pola asuh permisif membuat responden merasa sulit mengutarakan pikiran dan perasaan, serta merasa kesepian.
Pola asuh otoritatif membuat responden tidak menyukai konflik atau perdebatan.
Jadi, itulah pola asuh orang tua beserta dampak positif dan negatif ya, Kawan Puan.
Setiap orang tua memiliki gaya pengasuhannya sendiri, tapi anak tetap harus terlibat agar bertanggung jawab dan tumbuh dengan baik untuk masa depannya sendiri.
Baca Juga: Lighthouse Parenting, Gaya Pengasuhan yang Mendorong Anak Bersikap Bijak dan Mandiri