Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara Tingkatkan Kemampuan Perhatian Anak

Ratu Monita - Senin, 22 November 2021
Cara meningkatkan kemampuan perhatian anak dalam persiapan sekolah tatap muka.
Cara meningkatkan kemampuan perhatian anak dalam persiapan sekolah tatap muka. Freepik

5. Meningkatkan kekuatan otak

Kemampuan perhatian anak dapat dilatih untuk menjadi semakin kuat dengan melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi, seperti menyelesaikan teka-teki atau bahkan membantu menyiapkan makan malam.

Kamu juga dapat membantu dengan meluangkan waktu untuk menunjukkan beberapa detail kecil dan menarik di sekitar, yang menjadi model kesadaran untuk anak.

Sebagai contoh, saat berjalan-jalan, orang tua dapat berhenti untuk melihat sarang burung yang tersembunyi di pohon atau jejak hewan di tanah, atau berbicara tentang bentuk dan nuansa bebatuan yang dilihat di taman bermain.

Saat kemampuan konsentrasi anak meningkat dengan latihan, maka kemampuan mereka untuk fokus juga akan meningkat.

6. Berikan pujian pada usaha anak

Berikan pujian pada anak saat ia berusaha untuk tetap fokus dan berkonsentrasi.

Misalnya, alih-alih mengatakan, "Kamu tidak menulis namamu dengan benar," orang tua sebaiknya mengatakan seperti, 'Kamu berusaha keras untuk memegang penamu dan tetap berada di dalam garis. Indah sekali."

Baca Juga: Atasi Stres Anak Selama Persiapan Sekolah Tatap Muka, Coba 5 Cara ini

7. Tahu kapan anak membutuhkan perhatian lebih

Terkadang, seorang anak mungkin memiliki masalah perhatian yang sulit dipecahkan dengan strategi sederhana, dan orang tua mungkin memerlukan bantuan dari seorang guru, dokter anak, atau bahkan psikolog.

Karena, sebagian anak berusia 4 atau 5 tahun yang mengalami kesulitan konsisten untuk fokus pada apapun selama lebih dari dua atau tiga menit.

Dalam kondisi ini, ia membutuhkan bimbingan untuk melakukan aktivitas yang seharusnya dapat diatur sendiri, melakukan beragam aktivitas, dan mengontrol impuls.

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?