2. Allowing (ambil jeda untuk memahami)
Berhentilah sejenak, ambil jeda dan biarkan pikiran, emosi, perasaan, atau sensasi itu kita terima sebagai realitas kehidupan yang terjadi.
Mengakui emosi bukan berarti menyukai, tapi inilah langkah awal yang bertujuan untuk meredakan perlawanan mental kita terhadap apa yang terjadi.
Jika kita tidak mengizinkan diri kita mengakui emosi, akibatnya kita merasa terjebak dalam pikiran dan mengembangkan pikiran negatif yang konstan.
Baca Juga: Tetap Positif Tak Selalu Jadi Solusi Terbaik dalam Mengatasi Masalah, Mengapa?
3. Investigating (selidiki kebenaran)
Setelah mengakui emosi, kita bisa menyelidiki untuk mengetahui kebenaran dan mengarahkan perhatian yang lebih terfokus pada pengalaman kita saat ini.
Cukup berhenti sejenak untuk bertanya, "Apa yang terjadi di dalam diriku? atau "Mengapa aku mengalami hal yang kurasakan saat ini?".
Berangkat dari situ, kita dapat melakukan penyelidikan yang lebih aktif dan terarah untuk mengetahui benang merah penyebab kekhawatiran ini.