Menanggapi hal itu, Mikail selaku ekonom mengatakan meski rupiah dikelilingi sentimen negatif tapi secara fundamental Indonesia dapat menarik arus modal.
"Fundamental Ìndonesia kuat terlihat dari neraca perdagangan yang surplus secara berkelanjutan," kata Mikail dikutip dari Kontan.
Baca juga: Sempat Heboh, Kini Ada Beragam Cara Dapat Cuan dari Tren Ikoy-Ikoyan
Selain itu, investor asing juga tertarik masuk ke pasar keuangan Indonesia khususnya obligasi.
Pasalnya di pasar obligasi terdapat yield spread yang menarik.
"Yield US Treasury sudah mulai turun artinya banyak investor yang beli US Treasury, tetapi di sisi lain yield yang menurun tersebut akan membuat yield spread aktraktif," kata Mikail.
Hingga saat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.260 per dolar AS. (*)