Parapuan.co - Pengalaman kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami Dini Surya tak lantas membuatnya patah arang untuk bangkit dari toxic relationship.
Sekitar 12 tahun ia menjalani pernikahan yang penuh kekerasan fisik dan psikis, yang mengharuskannya berjuang untuk melewati krisis bersama dua anaknya.
Tahu berada pada rumah tangga yang tidak seimbang, Dini memberanikan diri kabur dan mendapatkan bantuan pihak kepolisian.
Keberanian tersebut datang demi menyelamatkan kehidupan buah hatinya yang masih kanak-kanak.
Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Tak Disadari Menjadi Tanda Toxic Relationship
"Pengalaman KDRT itu seperti titik balik dalam hidup saya. Saya harus berani kabur untuk mendapatkan perlindungan," tutur Dini Surya di Arisan Parapuan Episode 9: Gali Potensi Diri, Raih Mimpimu, Kamis (2/12/2021).
Dini melanjutkan, usai melarikan diri bersama kedua anaknya, mereka tinggal di safe house milik Polda Jawa Timur.
Di sana, Dini mendapatkan perlindungan hukum dan bantuan psikologis yang dapat mendukungnya dalam keadaan krisis.
Meski sudah diamankan polisi, suaminya beraksi dengan mengabarkan lewat media massa dan cetak bahwa Dini dan dua anaknya diculik.
"Kondisi saya drop dan channel bisnis tertutup karena saya harus mencari bantuan dari polisi," kata Dini.
Baca Juga: Kawan Puan, ini 5 Tanda Kamu Alami Trauma Akibat Toxic Relationship
Melepaskan Diri dari Hubungan Toksik
Menjadi penyintas KDRT tentu saja tidak mudah bagi Dini, tapi melepaskan hubungan toksik diperlukan untuk menjaga kesejahteraan diri dan anaknya.
Menurut Dini, kunci melepaskan diri dari hubungan toksik adalah berani dan membuka diri untuk menerima hal-hal baru.
"Melarikan diri dari pelaku kekerasan itu (mantan suami), saya harus berani dan membuka diri untuk menerima hal-hal baru," imbuhnya.
Dini melanjutkan, dengan prinsip tersebut ia bisa melihat masalah-masalah dari sisi yang baru untuk mencapai solusinya.
"Jika tidak bisa sendiri, saya harus dibantu support system untuk mengetahui solusi dari tiap permasalahan," tutur Dini.
Menurut Dini, support system atau bala dukungan tersebut berasal dari pihak yang berkompeten, seperti orang yang dapat dipercaya, psikolog, psikiater, atau terapis.
"Kita gak bisa asal bercerita masalah kita ke sembarang orang, harus ke support system yang berkompeten," lanjutnya.
Lepas dari hubungan toksik menjadikan Dini sebagai ibu tunggal yang tangguh, bahkan kini dirinya dibesut sebagai Brand Ambassador Women Self Defense of Kopo Ryu (WSDK) Surabaya.
Setelah selesai dengan proses perceraian, Dini mencari cara untuk menyembuhkan trauma dan menumbuhkan keberanian, yaitu belajar bela diri.
Ke depan, Dini Surya memiliki mimpi untuk membuat Women's Center sebagai wadah perempuan penyintas kekerasan yang mencari bantuan perlindungan.
"Saya pengen punya women's center, buat menampung teman-teman penyintas kekerasan dan mendidik menjadi perempuan yang berdaya," kata Dini.
(*)
Baca Juga: Duh! Ini 4 Tanda Kawan Puan Memiliki Mantan Pacar Toksik, Apa Saja?