2. Menilai
Kedua, apoteker harus menilai seberapa dalam pengetahuan pasien tentang ADB dan alat-alat yang dapat membantu proses diagnosa.
Hal ini bergantung pada apakah pasien sudah didiagnosa atau diduga memiliki kondisi tersebut.
Bila sudah didiagnosa, apoteker disarankan untuk menilai pengetahuan pasien tentang kondisi mereka.
Termasuk juga sikap pasien tentang kondisi mereka, dan untuk memeriksa apakah sebelumnya pasien sudah mendapatkan pengobatan serta batasan pola makan.
Baca Juga: Lulusan Farmasi, Ini 6 Peluang Karier Apoteker yang Layak Kamu Tekuni
Bila belum didiagnosa, apoteker disarankan untuk menilai apakah pasien memiliki resiko tinggi mengidap ADB.
Hal ini dapat dicapai dengan mencatat tanda-tanda serta gejala yang ada lalu melakukan tes laboratorium untuk memastikan diagnosa.
3. Mengedukasi
Langkah ketiga bertujuan untuk mengedukasi pasien tentang dosis yang tepat, menjelaskan efek dari obat yang diresepkan, dan memahami masalah yang dihadapi penderita ADB.
Hal ini juga meliputi rekomendasi perubahan pola makan dan mengedukasi pasien tentang suplemen zat besi oral.
Apoteker juga disarankan untuk menekankan betapa pentingnya mengubah pola makan, serta memberikan informasi lainnya terkait ADB.