- Gen: Beberapa orang secara genetik cenderung mengalami hipertensi, mungkin dari mutasi gen atau kelainan genetik yang diwarisi dari orang tua.
- Usia: Individu di atas 65 tahun lebih berisiko terkena hipertensi.
- Ras: Orang kulit hitam non-hispanik memiliki insiden hipertensi yang lebih tinggi.
- Hidup dengan obesitas: Hidup dengan obesitas dapat menyebabkan beberapa masalah jantung, termasuk hipertensi.
- Konsumsi alkohol yang tinggi: Perempuan yang terbiasa minum lebih dari satu gelas per hari, dan pria yang minum lebih dari dua gelas per hari, mungkin berisiko lebih tinggi terkena hipertensi.
- Menjalani gaya hidup yang sangat tidak aktif: penurunan tingkat kebugaran telah dikaitkan dengan hipertensi.
- Hidup dengan diabetes dan/atau sindrom metabolik: Individu yang didiagnosis dengan diabetes atau sindrom metabolik memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi.
- Asupan natrium tinggi: Ada hubungan kecil antara asupan natrium tinggi harian dan hipertensi.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder sering terjadi dengan cepat dan dapat menjadi lebih parah daripada hipertensi primer.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder meliputi:
- penyakit ginjal
- apnea tidur obstruktif
- kelainan jantung bawaan
- masalah dengan tiroid
- efek samping obat
- penggunaan obat-obatan terlarang
- konsumsi alkohol kronis
- masalah kelenjar adrenal
- tumor endokrin tertentu
Baca Juga: 7 Penyebab Darah Tinggi, Pola Makan Tak Sehat Bisa Bikin Hipertensi!
Mendiagnosis hipertensi
Cara paling mudah untuk mendiagnosis hipertensi adalah dengan melakukan pembacaan tekanan darah.
Sebaiknya tekanan darah itu diperiksa secara rutin.
Apabila memang menderita hipertensi, maka dokter akan memberi solusi untuk mengontrol tekanan darah. (*)