Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Ini Penyebab Cemas sebelum Menstruasi

Ratu Monita - Minggu, 12 Desember 2021
Kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang menimbulkan cemas sebelum haid.
Kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang menimbulkan cemas sebelum haid. baona

Parapuan.co - Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang tak boleh terlewatkan untuk diperhatikan adalah siklus menstruasi.

Pasalnya, menjelang menstruasi, sebagian perempuan kerap mengeluhkan beberapa gejala yang membuat mereka merasa tidak nyaman. 

Salah satu gejala yang mereka rasakan jelang datang bulan adalah kecemasan

Melansir dari laman Medical News Today, gejala kecemasan akibat gangguan PMS ini memengaruhi 30-80% perempuan yang mengalami menstruasi.

PMS atau premenstrual syndrome merupakan kombinasi gejala emosional dan fisik yang dialami orang setelah ovulasi atau selama fase luteal.

Sedikit informasi, fase luteal dimulai setelah ovulasi dan biasanya berlangsung selama 14 hari.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Risiko Hubungan Intim saat Menstruasi

Kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini pun berakhir ketika masa menstruasi dimulai, atau dikenal sebagai fase menstruasi.

Peneliti Office on Women’s Health (OWH) menyampaikan bahwa mereka tidak sepenuhnya memahami mengapa kecemasan terjadi sebelum fase menstruasi dimulai.

Namun, hal yang memungkinkan itu dapat terjadi pada kesehatan organ kewanitaan karena adanya perubahan kadar hormon.

Berdasarkan penelitian University of Texas Southwestern Medical center pada 2018, fase luteal terjadi sesuai dengan tingkat puncak estradiol dan progesteron.

Masing-masing individu memiliki tingkat keparahan kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan seperti PMS yang berbeda-beda.

Bahkan, sebagian orang tidak mengalami gejala PMS dan sebagian lainnya mengalami gejala berat, yang mungkin cenderung pada gejala PMDD.

Adapun gejala psikologis dari PMS termasuk :

  • Sifat mudah marah
  • Kelelahan
  • Perubahan nafsu makan
  • Perubahan suasana hati
  • Kekurangan gairah seks
  • Kesulitan konsentrasi
  • Tidur terlalu lama atau terlalu sebentar

Sedangkan, untuk gejala fisik akibat gangguan kesehatan organ kewanitaan yakni PMS di antaranya:

  • Payudara bengkak dan lembut
  • Sembelit atau diare
  • Kram
  • Kembung
  • Sakit kepala
  • Sakit punggung
  • Toleransi yang lebih rendah terhadap cahaya atau kebisingan

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Remaja

PMDD

Mirip seperti PMS, namun PMDD memiliki kondisi dengan gejala yang lebih parah.

Namun, hingga kini menurut peneliti OWH belum sepenuhnya memahami mengapa sebagian orang mengalami PMDD dan yang lainnya tidak.

Sama halnya dengan PMS, perubahan kadar hormon mungkin menjadi penyebab sebagian orang mengalami PMDD.

Lebih lanjut lagi, OWH menyampaikan bahwa kadar serotonin kemungkinan juga menyebabkan terjadinya seseorang mengalami kecemasan dan gejala gangguan depresi.

Serupa dengan hormon lain, kadar serotonin berubah selama siklus menstruasi.

Baca Juga: Risiko Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dari Mencabut Rambut Kemaluan

Anxiety and Depression Association of America dan OWH juga menegaskan bahwa orang dengan PMDD cenderung juga mengalami kecemasan atau depresi.

Gejala PMDD lainnya mungkin termasuk:

  • Perasaan terbebani
  • Depresi meningkat
  • Mood swing yang parah
  • Sensitif terhadap penolakan
  • Emosi marah yang berlebihan
  • Menarik diri dari lingkungan
  • Sedih secara tiba-tiba

Jadi, kecemasan yang dialami perempuan sebelum masa menstruasi dapat disebabkan oleh adanya perubahan kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan berupa hormon.(*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru