Sehingga gaji yang ditawarkan sangat bervariasi mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 50 juta.
Lalu bagaimana cara buzzer bekerja?
Buzzer bekerja dengan cara membuat informasi yang tidak sesuai atau memanipulasi audiens mengenai suatu isu.
Biasanya praktik buzzer melibatkan tim kecil untuk kepentingan suatu kelompok.
Tak heran jika fenomena buzzer banyak bermunculan menjelang pemilihan umum atau referendum.
Aktivitas buzzer sendiri akan berhenti sampai di siklus pemilihan tahap selanjutnya.
“Tim berkapasitas rendah cenderung bereksperimen hanya dengan beberapa strategi, seperti menggunakan bot untuk memperkuat disinformasi. Tim-tim ini beroperasi di dalam negeri, tanpa operasi di luar negeri,” tulis penelitian tersebut, yang dikutip dari sumber yang sama pada Senin (13/12/2021).
Baca juga: Jadi Profesi Langka, Segini Gaji Fantastis Dokter Spesialis Jantung
Lalu apa peran buzzer sebenarnya?
Pada dasarnya buzzer memanfaatkan teknologi perpesanan dan strategi valensi untuk terlibat dalam percakapan dengan audiens online memiliki beberapa tujuan.
Berikut tujuan adanya profesi buzzer:
- Menyebarkan propaganda pro-pemerintah atau pro-partai.
- Menyerang oposisi atau melancarkan kampanye kotor.
- Mengalihkan percakapan atau kritik dari masalah penting.
- Kerap menjadi penyebab terjadinya perpecahan dan polarisasi.
- Menekan partisipasi melalui serangan atau pelecehan pribadi.