Parapuan.co - Kawan Puan, untuk menjadi pengusaha tak hanya diperlukan ketekunan, tetapi juga mindset atau pola pikir sebagai pengusaha.
Terkadang untuk menjadi pengusaha, karyawan melakukan apa saja agar bisa meninggalkan kehidupannya membantu mewujudkan mimpi orang lain alias atasan.
Padahal untuk terjun berbisnis, seseorang perlu punya pola pikir pengusaha terlebih dulu.
Kalau begitu, artinya tentu ada perbedaan besar antara mindset karyawan dengan pengusaha.
Apa saja? Simak informasi seputar tiga perbedaan pola pikir karyawan versus pengusaha seperti mengutip Everydaypower.com berikut ini!
Baca Juga: Ini 5 Hal yang Bisa Pemimpin Lakukan untuk Kurangi Waktu Lembur Karyawan
1. Dibayar untuk kinerja vs mastermind
Pola pikir karyawan adalah ingin menaiki tangga perusahaan dengan mencapai tingkat karier dan gaji yang lebih tinggi.
Fokus mereka adalah mencari nafkah atau gaji, meningkatkan status/level, dan mendapatkan pengakuan dari perusahaan.
Bagi karyawan yang memiliki pola pikir ini, promosi pekerjaan dan kenaikan gaji menjadi tujuan utama dari rencana.
Sedangkan mindset pengusaha, mereka cenderung mengedepankan inovasi dan selalu mencari perubahan.
Orang dengan pola pikir semacam ini biasanya pandai memanfaatkan segala sesuatu menjadi peluang.
Mereka punya tujuan, keinginan, dan kekuatan untuk mendapatkan kesuksesan tanpa menjadi tujuan finansial sebagai yang utama.
Fokus mereka lebih kepada usaha atau bisnis itu sendiri, di mana pengusaha punya target membangun dari bawah sampai ke atas.
2. Menaiki tangga vs memiliki tangga
Kedua, pola pikir karyawan cenderung ingin bisa menaiki tangga kesuksesan, sehingga sering kali ada persaingan antar karyawan.
Oleh karenanya mereka yang punya pola pikir ini terus mempertimbangkan cara terbaik mengesankan atasan agar mendapatkan promosi jabatan.
Baca Juga: Strategi Merumuskan Brand Purpose untuk Wujudkan Bisnis Berkelanjutan
Persaingan yang ada kadang bersifat positif dengan sesama rekan, tetapi tak jarang juga negatif.
Di sisi lain, mindset pengusaha lebih visioner dan tidak hanya berpikir untuk menaiki tangga tetapi memilikinya.
Merekalah yang menentukan jumlah anak tangga dan apa yang diperlukan seseorang untuk berpindah dari anak tangga pertama ke tahap berikutnya.
Pola pikir pengusaha tidak membuat mereka terintimidasi atau merasa tersaingi oleh siapa pun.
Mereka juga tidak mengizinkan orang lain mengubah visi atau memetakan jalan yang sudah ditentukannya.
3. Tanggung jawab vs akuntabilitas penuh
Memiliki pola pikir karyawan berarti bekerja di posisi yang tanggung jawabnya tergambar dengan jelas.
Mereka bertanggung jawab atas kesalahan dan kegagalan masing-masing maupun tim.
Hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yang ditentukan oleh perusahaan.
Dengan pola pikir karyawan, individu harus bersedia menginterpretasikan keterampilan mereka dengan orang lain untuk memenuhi tujuan bersama.
Baca Juga: Agar Sukses di Tempat Kerja, Ini 6 Soft Skill yang Harus Dimiliki oleh Setiap Karyawan
Mereka saling berkontribusi menyelesaikan masalah atau menghindarinya untuk meraih kesuksesan.
Sementara bagi orang yang punya pola pikir pengusaha, mereka paham bahwa keberhasilan suatu proyek dimulai dan diakhiri olehnya.
Mental pengusaha juga membuat seseorang mencari solusi terlepas dari apa yang menjadi akar penyebab masalah.
Pengusaha sepenuhnya bertanggung jawab penuh memastikan keberhasilan perusahaan.
Apa yang menjadi kegagalan bagi orang lain, justru bisa jadi masukan bagi mereka untuk mengefektifkan rencana kewirausahaan.
Kalau Kawan Puan, punya pola pikir yang seperti apa, nih? (*)