2. Membiarkan kebencian
Setelah perempuan menikah, membiarkan kebencian terhadap pasangan dalam jangka panjang dapat menjadi beban tersendiri.
Selain itu, hal tersebut dapat menyulitkan Kawan Puan dan pasangan dalam menyelesaikan masalah.
Sebuah studi tahun 2017 yang melibatkan 335 pasangan di atas 16 tahun pernikahan menemukan bahwa pria lebih cenderung merasakan ketegangan dalam pernikahan semacam ini daripada perempuan.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa ketidakbahagiaan perempuan biasanya cenderung mengarah pada perceraian.
Kawan Puan, perlu diketahui juga bahwa kebencian yang terlalu lama dipendam juga bisa berubah menjadi penghinaan.
Penghinaan tersebut terjadi karena perubahan pandangan dari 'siapa mereka', bukan 'apa yang mereka lakukan'.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun, Ini 5 Aktivitas Perempuan Menikah Bersama Pasangan Habiskan Waktu di Rumah
3. Saling meminta pertimbangan
Dalam pernikahan, suami atau istri dapat meminta pertimbangan pasangan terlebih dulu dalam membuat rencana atau keputusan.
Jika membuat rencana atau keputusan tanpa mempertimbangkan pasangan, mungkin salah satunya dapat merasa keberadaannya tidak dibutuhkan.
Sebaliknya, meminta pertimbangan dapat membuat pasangan merasa kehadirannya dibutuhkan dan saling ketergantungan satu sama lain.
Saling ketergantungan dalam porsi yang sesuai dapat membuat hubungan lebih sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya perempuan menikah dan pasangan dalam pernikahan untuk saling meminta pertimbangan, bukan keputusan pribadi dalam membuat rencana atau keputusan.