Tips Memperbaiki Komunikasi dengan Pasangan setelah Perempuan Menikah

Putri Mayla - Kamis, 30 Desember 2021
Cara perempuan menikah dan pasangan memperbaiki masalah komunikasi dalam pernikahan.
Cara perempuan menikah dan pasangan memperbaiki masalah komunikasi dalam pernikahan. interstid

Parapuan.co - Setelah perempuan menikah, ada kalanya kita menghadapi beberapa kesulitan komunikasi dalam pernikahan.

Namun, kebanyakan pasangan justru mengubur persoalan sulitnya komunikasi, menghindari pembicaraan, atau bahkan berharap pasangan dapat membaca pikiran.

Padahal sebuah hubungan itu membutuhkan komunikasi, walau hal ini terkadang tidak nyaman.

Pasalnya dengan semakin memprioritaskan komunikasi, semakin pasangan dapat menjalin ikatan dan memperkuat hubungan pernikahan.

Memperbaiki masalah komunikasi dalam pernikahan dapat memberikan manfaat dalam rumah tangga dan aspek lain dari kehidupan.

Selain itu, ada 3 hal yang baiknya dihindari ketika Kawan Puan dan pasangan memiliki masalah dalam komunikasi dalam pernikahan, seperti yang dikutip dari Psychcentral.

Baca Juga: Setelah Perempuan Menikah, Kenali Cara Menetapkan Batasan yang Sehat dalam Hubungan

1. Berbicara dengan berteriak 

Berbicara dengan berteriak perlu dihindari oleh perempuan menikah bersama pasangan dalam pernikahan.

Kerap kali berbicara pada seseorang membuat kita selalu ingin didengar.

Di sisi lain, kita juga perlu mendengarkan pasangan kita.

Maka itu, hindari berteriak supaya permasalahan tidak menjadi rumit.

Berteriak atau dimarahi dapta mengaktifkan hormon stres dalam tubuh.

Sebaiknya, setelah wanita menikah bersama pasangan dapat menunggu waktu tenang untuk menyelesaikan permasalahan.

 

2. Membiarkan kebencian 

Setelah perempuan menikah, membiarkan kebencian terhadap pasangan dalam jangka panjang dapat menjadi beban tersendiri.

Selain itu, hal tersebut dapat menyulitkan Kawan Puan dan pasangan dalam menyelesaikan masalah.

Sebuah studi tahun 2017 yang melibatkan 335 pasangan di atas 16 tahun pernikahan menemukan bahwa pria lebih cenderung merasakan ketegangan dalam pernikahan semacam ini daripada perempuan.

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa ketidakbahagiaan perempuan biasanya cenderung mengarah pada perceraian.

Kawan Puan, perlu diketahui juga bahwa kebencian yang terlalu lama dipendam juga bisa berubah menjadi penghinaan.

Penghinaan tersebut terjadi karena perubahan pandangan dari 'siapa mereka', bukan 'apa yang mereka lakukan'.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun, Ini 5 Aktivitas Perempuan Menikah Bersama Pasangan Habiskan Waktu di Rumah

3. Saling meminta pertimbangan

Dalam pernikahan, suami atau istri dapat meminta pertimbangan pasangan terlebih dulu dalam membuat rencana atau keputusan.

Jika membuat rencana atau keputusan tanpa mempertimbangkan pasangan, mungkin salah satunya dapat merasa keberadaannya tidak dibutuhkan.

Sebaliknya, meminta pertimbangan dapat membuat pasangan merasa kehadirannya dibutuhkan dan saling ketergantungan satu sama lain.

Saling ketergantungan dalam porsi yang sesuai dapat membuat hubungan lebih sehat.

Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya perempuan menikah dan pasangan dalam pernikahan untuk saling meminta pertimbangan, bukan keputusan pribadi dalam membuat rencana atau keputusan. 

Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah komunikasi dalam pernikahan?

Masih mengutip dari sumber yang sama, pentingnya komunikasi yang efektif dalam pernikahan mungkin tidak langsung disadari oleh semua pasangan.

Terlebih lagi, untuk bisa berkomunikasi efektif dengan pasangan membutuhkan beberapa trik, berikut cara yang dapat dilakukan:

- Memproses perasaan dengan meluangkan waktu sejenak untuk mengetahui perasaan.

- Berlatih membicarakan perasaan.

- Menulis jurnal atau surat mengenai perasaan (yang tidak dikirim, hanya untuk diri sendiri).

- Memilih waktu dan tempat, sebaiknya saat Kawan Puan dan pasangan sedang tidak terburu-buru atau terganggu.

Baca Juga: Duh! 5 Kebiasaan Baik Ini Bisa Dianggap Memicu Konflik usai Perempuan Menikah

- Hindari memainkan ponsel saat berbicara dengan pasangan.

- Menununjukkan bahasa tubuh yang rileks, sehingga menandakan keterbukaan.

- Hindari mengeluh dan menyalahkan.

- Tetap berpegang pada topik yang dibicarakan.

- Gunakan pernyataan 'Saya' (misalnya, "Saya merasa sedih ketika saya memasak makan malam dan akhirnya memakannya sendirian").

- Saat diam, tetaplah mendengarkan dengan baik.

- Menggunakan pihak ketiga atau profesional pada suatu permasalahan tertentu, misalnya masalah hubungan lama, pelanggaran kepercayan, dan lainnya.

- Pertimbangkan konselor pernikahan untuk membantu menunjukkan pola dan memperkuat ikatan dengan latihan komunikasi.

Kawan Puan, itulah cara mengatasi masalah komunikasi dalam pernikahan yang bisa kamu coba.

Selanjutnya, wanita menikah perlu kerjasama dengan pasangan sebagai membentuk komunikasi yang efektif dalam pernikahan.

(*)

 

Sumber: Psychcentral
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru