Parapuan.co - Lingerie biasa dipakai perempuan bukan hanya karena fungsinya sebagai pakaian dalam, tapi juga bisa membuat tampilan kita menjadi lebih seksi.
Namun, tahukah Kawan Puan dari mana asal lingerie dan mengapa sangat digemari hingga kini?
Melansir Elle, lingerie sudah ada sejak tahun 1700-an, lalu terus berubah bentuk hingga seperti sekarang.
Ini dia sejarah lingerie dan perubahannya dari masa ke masa yang ternyata juga memengaruhi standar kecantikan tiap era.
Baca Juga: Ini Tipe Lingerie yang Buat Pengalaman Berpakaian Lebih Eksploratif
Model Lingerie di Tahun 1700
Di tahun 1700, lingerie diperuntukkan untuk membentuk tubuh terlihat sempurna yakni memperlihatkan pinggang kecil serta menonjolkan bentuk payudara.
Perempuan tampak lebih intim apabila mengenakan pakaian berbahan silk lengkap dengan tali berbentuk pita.
Busana ini dipopulerkan oleh perempuan Eropa untuk menarik perhatian pasangannya.
Model Lingerie di Tahun 1800
Di Amerika Serikat, bentuk lingerie berubah menjadi model strapless S-curve, yakni memberikan aksen melengkung di bagian dada.
Umumnya, pakaian dalam ini dibuat dari bahan satin, alhasil, setiap perempuan yang memakainya akan terlihat elegan.
Koleksi di atas dikeluarkan oleh Warner Bros tepatnya di tahun 1889.
Model Lingerie di Tahun 1920
Tolak ukur kecantikan mulai berubah di tahun 1920.
Jika sebelumnya perempuan ideal harus memiliki tubuh berbentuk hourglass atau jam pasir, perancang busana Paul Potret dan Madeline Vionnet asal Prancis berhasil mematahkan stigma tersebut.
Mereka berhasil membuat lingerie model slip yang disukai para fashion enthusiast di tahun 1920.
Lingerie kombinasi sifon ini pun langsung jadi favorit perempuan, karena tidak ketat serta nyaman dipakai.
Baca Juga: Agar Makin Chic, Ketahui Cara Memilih Lingerie Sesuai Bentuk Tubuh
Lingerie di tahun 1950
Lingerie mulai kembali ke model 1800 namun dengan potongan yang lebih lurus.
Pakaian dalam ini banyak digunakan perempuan sebagai inner gaun malam.
Hal ini dikarenakan model underwire bra yang menampilkan kesan feminin sekaligus mempercantik bentuk payudara.
Pada tahun 1954, La Perla adalah salah satu brand fashion yang mengeluarkan koleksi pakaian dalam berbahan sutra dengan aksen renda, dengan desain yang lebih modern.
Seperti namanya, La Perla dalam bahasa Italia yang berarti 'mutiara' mencoba menampilkan kesan ekslusif nan feminin dalam setiap rancangannya.
Victoria's Secret Mengeluarkan Lingerie di Tahun 1977
Kemudian, Victoria's Secret pun memulai debut lini pakaian dalam pertamanya di tahun 1977.
Hal itu bermula saat Roy Ramond ingin membelikan lingerie untuk istrinya.
Pada masa itu, perempuan selalu membeli dua jenis pakaian dalam yakni bra dan panties.
Raymond berpikir bagaimana perempuan mendapatkan satu look pakaian dalam yang multifungsi.
Kemudian, lahirlah Victoria's Secret dengan bra bahan satin, aksen renda serta model lingerie yang tak hanya digunakan sebagai pakaian dalam, tetapi mencuat jadi tren fashion baru.
Baca Juga: Selain Victoria Secret, Ini 5 Lingerie Mewah Tembus Harga Rp 9,5 Juta
Hal ini berlanjut ke tahun 1983, saat film Star Wars: The Return of Jedi muncul di layar lebar.
Kala itu Carrie Fisher memerankan tokoh Putri Lela dan mengenakan lingerie ikonik berbahan tembaga.
"Kustom ini dibuat untuk mendeskripsikan peran Putri Lela sebagai pahlawan bagi banyak perempuan," ujar Philip Chien, penulis film Star Wars: The Return of Jedi.
Agent Provocateur Mengeluarkan Lingerie di tahun 1994
Agent Provocatuer ikut andil dalam sejarah lingerie, ia membuka toko pertamanya di London pada tahun 1994.
Dengan menawarkan lingerie bergaya retro, brand fashion ini sukses menarik minat perempuan untuk membeli pakaian dalam buatannya.
Alhasil, lingerie warna hitam itu langsung diminati sekaligus menjadi tren baru dalam berpakaian.
Lingerie di Tahun 2011
Dalam film Sucker Punch yang tayang di tahun 2011, lingerie dijadikan outfit untuk menampilkan kesan berani.
Mengenai tema, lingerie vintage dengan warna hitam pun langsung jadi incaran para fashion enthusiast di masa itu.
Sedangkan di era sekarang, model lingerie jauh lebih beragam bentuknya dan menawarkan desain yang lebih inklusif.
Misalnya saja seperti Savage x Fenty, brand lingerie milik Rihanna yang menawarkan produk pakaian dalam eksploratif yang bisa mencakup berbagai bentuk tubuh.
Mulai dari yang bertubuh mungil hingga perempuan plus size sekalipun.
Perkembangan yang semakin inklusif ini pun mendorong perempuan untuk merasa cantik dan percaya diri dengan apapun bentuk tubuhnya saat mengenakan lingerie.
Nah, itulah sejarah perkembangan lingerie yang harus kamu ketahui.
Semoga menginspirasi ya, Kawan Puan.(*)
Baca Juga: Ini Kata Ahli Cara Merawat Lingerie agar Awet dan Tak Mudah Rusak