Tetapi studi terbaru menunjukkan risiko relatif terinfeksi lagi tetap stabil pada varian lain, menggarisbawahi pentingnya temuan pada Omicron.
“Berlawanan dengan harapan dan pengalaman kami dengan varian sebelumnya, kami sekarang mengalami peningkatan risiko infeksi ulang yang melebihi pengalaman kami sebelumnya,” kata Pulliam dalam pernyataan Kamis (2/12/2021).
Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan mengatakan pada Rabu (1/12/2021) bahwa Omicron mengambil alih varian virus lainnya pada bulan November, terhitung 74 persen dari genom yang diurutkan bulan lalu.
Baca Juga: Menkes Ungkap Kasus Covid-19, Ini Arahan Lengkap dari Presiden Joko Widodo untuk Menghadapi Omicron
Delta sebelumnya dominan. Jumlah kasus secara keseluruhan juga meningkat pesat selama tiga hari terakhir.
“Omicron mungkin adalah varian dengan penyebaran tercepat yang pernah ada di Afrika Selatan,” kata Tulio de Oliveira, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Stellenbosch Afrika Selatan.
Hanya 6 persen dari populasi Afrika yang telah divaksinasi lengkap.
Di Afrika Selatan, hanya di bawah 30 persen orang telah divaksinasi lengkap, menurut Our World in Data.
Sejalan dengan hal itu, seperti dikutip dari laman resmi covid19.go.id, varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya.
“Jumlah kasus varian ini tampaknya meningkat di hampir semua wilayah di Afrika Selatan. Diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini terus mendeteksi varian ini. Beberapa laboratorium telah menunjukkan bahwa untuk satu tes PCR yang banyak digunakan, salah satu dari tiga gen target tidak terdeteksi (disebut dropout gen S atau kegagalan target gen S),” jelas WHO yang dipublikasikann pada Jumat (26/11/2021).
(*)