Sindrom Bokong Mati Jadi Gangguan Kerap Terjadi Saat WFH, Apa itu?

Anna Maria Anggita - Jumat, 21 Januari 2022
Sindrom bokong mati
Sindrom bokong mati

Parapuan.co - Sejak pandemi Covid-19 menyerang, banyak pekerja kantoran yang diminta bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

WFH ini bertujuan agar penularan Covid-19 itu bisa diminimalisir.

Namun demikian, masalah yang mengincar para pekerja itu bukan hanya Covid-19 saja, sebab saat WFH ada beberapa gangguan yang bisa mengganggu perkerjaan, salah satunya timbul karena duduk terlalu lama saat WFH.

Misalnya saja sindrom bokong mati yang jadi gangguan saat WFH.

Apa itu sindrom bokong mati?

Dilansir dari Healthline, sindrom bokong mati atau dead butt syndrome (DBS) terjadi karena seseorang menghabiskan waktu seharian untuk duduk dan tidak sering bangun untuk berdiri, berjalan, atau bergerak.

Sindrom bokong mati ini juga disebut sebagai gluteus medius tendinopathy dan amnesia gluteal.

Sama seperti sebutan gluteus medius tendinopathy, kondisi ini disebabkan oleh otot gluteal yang pada dasarnya melupakan peran utamanya yakni menopang panggul dan menjaga tubuh dalam posisi yang benar.

Gejala sindrom bokong mati

Baca Juga: Berapa Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak per Hari? Ini Penjelasannya

Setelah duduk dalam waktu lama, otot gluteal (glutes) di bokong bisa terasa mati rasa atau bahkan sedikit nyeri.

Beruntungnya jika kamu langsung berjalan dan melakukan beberapa peregangan ringan maka otot pun dapat berfungsi seperti sedia kala.

Namun demikian, dalam kasus yang lebih serius, gejala sindrom pantat mati dapat menyebabkan rasa sakit dan kekakuan di tempat lain, yakni:

- Sakit satu atau kedua pinggul,

- Sakit di punggung bagian bawah, dan

- Nyeri lutut.

Perlu dipahami bahwa nyeri dapat menjalar ke kaki, mirip dengan yang dirasakan linu panggul.

Selanjutnya apabila sindrom bokong mati ini tidak diobati maka dapat menghilangkan kekuatan pada glutes dan fleksor pinggul.

Baca Juga: Ini Rangkaian Pemeriksaan Jelang Menopause untuk Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Lebih parahnya lagi sindrom bokong mati ini dapat menyebabkan radang bursa pinggul, adapun tandanya seperti rasa sakit dan pembengkakan.

Tak hanya itu saja, orang yang mengidap sindrom bokong mati juga bisa terkena masalah keseimbangan yang memengaruhi gaya berjalan.

Diagnosis DBS

Jika mengalami gejala sindrom bokong mati terutama selama latihan menahan beban, seperti berjalan atau menaiki tangga, maka jangan ragu untuk segera menemui dokter.

Dokter spesialis olahraga atau ahli ortopedi nanti akan mengevaluasi gejala.

Dengan dicari tahu penyebab dan gejalanya maka pasien pengidap sindrom bokong mati akan memberikan perawatan yang tepat.

Biasanya dalam pemeriksaan dokter akan meninjau gejala dan riwayat kesehatan, serta memeriksa area yang mengalami rasa sakit dan kaku.

Kemudian pasien mungkin diminta untuk menggerakkan atau meregangkan kaki.

Baca Juga: Puan Talks: Mengenal Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues

Tak sampai situ saja dokter juga menyarankan pemeriksaan menggunakan sinar-X atau MRI, tapi ini tidak terlalu efektif untuk sindrom bokong mati.

Tetapi jenis tes pencitraan tersebut itu untuk mencari tahu apakah ada kondisi gangguan lain selain sindrom bokong mati.

Nah, jadi apakah selama WFH berlangsung Kawan Puan merasakan sindrom bokong mati ini?

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja