Orang yang melakukan personal branding cenderung menunjukkan karakter pada dirinya apa adanya.
Bukan mengada-ada, tetapi nilai diri yang positif dan layak dianggap kelebihan untuk dijadikan pertimbangan bagi pencari talenta.
Sedangkan pada orang yang melakukan pencitraan, nilai dan karakter dirinya cenderung dilakukan secara berlebihan.
Karakternya mungkin benar dimiliki, tetapi terlihat terlalu menonjol dan terkesan kurang realistis.
Misalnya bisa bekerja di dalam tim, dilebih-lebihkan menjadi dapat bekerja dalam tim yang beranggotakan orang-orang profesional.
2. Perbedaan dalam hal konsistensi
Personal branding haruslah dilakukan secara konsisten, tetap, dan tidak berubah-ubah dalam menunjukkan citra diri.
Jika ingin menonjolkan kepribadian A, maka sebaiknya sifat tersebut memang dimiliki dan tidak berganti-ganti dalam jangka waktu singkat.
Nah, orang yang sekadar pencitraan biasanya cenderung mengubah nilai dan kepribadian yang ingin ditunjukkan.
Baca Juga: 3 Cara Jitu Membangun Karier yang Sukses di Masa Depan Tanpa Pekerjaan