Parapuan.co - Kawan Puan, melonjaknya kasus Omicron membuat pemerintah Indonesia kembali waspada.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan potensi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di DKI Jakarta.
Menteri Luhut sendiri juga megemban tugas sebagai Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali.
Pernyataan tersebut disampaikan Luhut melalui keterangan pers virtual terkait Evaluasi PPKM pada Senin (24/1/2022).
"Teater perang pandemi yang terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen situasi provinsi tersebut masuk ke dalam (PPKM) Level 3," kata Luhut, dikutip dari Kompas.com.
Kenaikan level PPKM ini akan dituangkan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) yang akan segera terbit.
Kawan Puan, penting untuk diketahui bahwa keputusan terkait level PPKM di DKI Jakarta juga akan diterapkan di wilayah sekitarnya.
Dalam melakukan asesmen PPKM, pemerintah pusat melihat DKI Jakarta sebagai satu kesatuan dengan kota-kota Bodetabek.
"Secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih pada level 2. Rincian terkait level PPKM dapat dilihat pada Inmendagri yang akan terbit hari ini," jelas Luhut.
Baca Juga: Infeksi Omicron Meningkat, Wagub Jakarta Peringatkan Potensi Lonjakan hingga Maret 2022
Luhut melihat data Google Mobility pada pekan ini yang menunjukkan tren penurunan mobilitas di Jawa dan Bali.
Penurunan mobilitas di wilayah Jawa dan Bali tersebut diharapkan Luhut sebagai bentuk kewaspadaan masyarakat terhadap virus corona varian Omicron.
Luhut, mewakili pemerintah pusat, mengapresiasi langkah masyarakat yang tetap waspada di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Pemerintah dalam hal ini mengapresiasi langkah seluruh masyarakat yang mulai awas akan dampak Omicron ini," kata Luhut.
"(Pemerintah) mendorong masyarakat lainnya untuk juga mengurangi aktivitas luar ruang yang tidak diperlukan," ucapnya lebih lanjut.
Namun, Luhut tetap ingin pemerintah bergerak melakukan pencegahan penyebaran varian Omicron yang lebih luas.
Luhut juga meminta masyarakat untuk tidak panik karena pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian baru ini.
Ia menambahkan bahwa jumlah aktif harian varian Omicron masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kasus puncak varian Delta.
Baca Juga: 7 Daerah di Indonesia yang Terdeteksi Kasus Covid-19 Varian Omicron
"Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain," jelas Luhut.
Berdasarkan keterangan Luhut, saat ini posisi bed occupancy ratio (BOR) di Jawa-Bali jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta.
"Hal ini memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen," imbuhnya.
Pemerintah juga melihat kasus kematian harian akibat Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali dalam 14 hari terakhir ini masih cukup rendah.
Luhut berpesan bahwa kabar baik ini tidak boleh menjadi alasan masyarakat lengah dengan protokol kesehatan.
Pemerintah mendorong masyarakat tetap waspada karena peningkatan kasus Omicron tetap terjadi secara signifikan.
Menteri Luhut tidak ingin Indonesia merasakan krisis Covid-19 kembali seperti pada puncak-puncak kasus sebelumnya.
"Namun, sekali lagi pemerintah tetap waspada, terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan," tegas Luhut.
"Saat ini angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1," tutupnya.
Kawan Puan, walaupun kasus Omicron ini tidak setinggi kasus varian Delta, ada baiknya kita tetap waspada.
Jangan lupa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan disiplin dan lengkapi vaksinasimu.
Baca Juga: Dinkes Pastikan Warga KTP Luar DKI Jakarta Boleh Terima Vaksin Booster di Ibu Kota
(*)