Tagih Janji, Warga Kampung Miliarder Sampaikan 5 Tuntutan Ini pada Pertamina

Alessandra Langit - Rabu, 26 Januari 2022
Warga sekitar lokasi proyek pembangunan kilang minyak Tuban berunjukrasa di depan kantor perwakilan PT Pertamina GRR Tuban
Warga sekitar lokasi proyek pembangunan kilang minyak Tuban berunjukrasa di depan kantor perwakilan PT Pertamina GRR Tuban KOMPAS.com/HAMIM

Parapuan.co - Kawan Puan, warga dari enam desa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, melakukan unjuk rasa kepada perusahaan Pertamina pada Senin (24/1/2022).

Warga desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji, dan Kaliuntu membentuk aliansi untuk bergerak bersama menuntut hak mereka.

Kelompok warga tersebut berasal dari kampung miliarder yang sempat menghebohkan media sosial tahun lalu.

Warga mendadak menjadi miliarder setelah PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PR PRPP) membeli lahan mereka.

Mengantongi uang miliaran, warga kampung miliarder langsung memborong ratusan mobil.

Baru-baru ini, warga kampung miliarder mulai kehabisan uang dan kehilangan pemasukan.

Hal itu yang mendorong unjuk rasa warga kepada PT PRPP yang dinilai tidak menepati janji untuk memprioritaskan warga lokal sebagai pekerja sebagaimana yang disepakati saat proses pembebasan lahan.

Adapun, 100 massa yang melibatkan karang taruna pun tergabung untuk melakukan unjuk rasa tersebut.

Melansir Kompas.comSuwarno selaku Koordinator Lapangan aksi mengatakan bahwa pihaknya memiliki lima tuntutan yang diajukan kepada perusahaan.

Baca Juga: Viral TKW Indonesia Dapat Warisan Miliaran dari Aktor Taiwan Chen Sung Young

Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.

Pertama, warga menuntut Pertamina untuk memprioritaskan masyarakat Tuban yang terdampak untuk direkrut perusahaan sebagai security atau petugas keamanan.

Kedua, warga menuntut agar semua vendor yang ada di Pertamina harus berkoordinasi dengan warga desa. 

Terutama vendor yang memiliki tugas dan tanggung jawab di dalam rekruitmen tenaga kerja.

Tuntutan ketiga adalah warga ingin Pertamina mematuhi janji dan tujuan pembangunan yang disampaikan di awal.

Pertamina dituntut untuk harus memberi kesempatan, baik itu lapangan kerja atau edukasi kepada warga yang terdampak.

Tuntutan keempat adalah pertanyaan jika Pertamina bisa mempekerjakan pensiunan usia lanjut, mengapa warga terdampak malah dipersulit?

Warga Tuban merasa mereka dapat diberdayakan untuk bekerja, namun Pertamina tidak menerima dengan dalih pembatasan usia.

 Baca Juga: Langkah Pertamina Wujudkan Keberlanjutan dalam Bisnis dan Lingkungan

Tuntutan terakhir adalah keinginan warga untuk Pertamina memecat semua vendor yang tidak pro kepada warga terdampak.

Dengan unjuk rasa ini, warga dari 6 desa di Kabupaten Tuban ini berharap agar Pertamina dan vendor-vendor terkait dapat memenuhi tuntutan tersebut.

"Aksi ini adalah buntut dari ketidak terbukaan Pertamina terhadap desa di ring perusahaan, kita mendesak tuntutan direalisasikan," tegas Suwarno.

Di lain sisi, Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) Kadek Ambara Jaya telah menanggapi soal kasus ini.

Menurutnya, pihak perusahaan tetap berkomitmen dan proaktif melibatkan tenaga lokal.

Pekerja tersebut nantinya akan berkontribusi dalam proses pembangunan Kilang GRR Tuban, Jawa Timur.

"Pelaksanaan pekerjaan land clearing tahap ke-1 hingga ke-3 sendiri telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek," kata Kadek dikutip dari KompasTV.

Namun, pihak Kadek ingin melakukan seleksi terlebih dahulu terkait kebutuhan tenaga kerja yang memerlukan kompetensi tertentu.

Seleksi ketat tersebut untuk menemukan calon pekerja yang sehat jasmani dan rohani, dispilin, profesional, dan kompeten.

"Ini merupakan harapan besar kami bahwa para calon tenaga kerja yang kami rekrut dapat menjadi representasi warga Tuban yang membanggakan," tutup Kadek.

Baca Juga: Tangki Kilang Pertamina Cilacap Terbakar, Pasokan BBM Bisa Berkurang?

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru