Parapuan.co- Kawan Puan, sosok Ria SW mendadak menjadi trending di media sosial Twitter.
Di antara semua para food blogger, ia disebut sebagai salah satu food blogger yang paling favorit.
Saat belum ada orang yang suka mereview makanan, Ria SW disebut sebagai orang pertama yang mengenalkan profesi food blogger.
Lalu, seperti apakah profesi food blogger yang banyak diidam-idamkan orang karena tugasnya hanya melakukan review makanan?
Orang yang berprofesi sebagai food blogger biasanya memiliki hobi makan banyak.
Melansir Kompas.com, Rivan Bunnito yang juga seorang food blogger menceritakan soal profesi tersebut.
Menurutnya, profesi food blogger tidak hanya sekedar mencoba makanan saja, tapi juga bertugas meningkatkan branding suatu produk makanan.
"Sekaligus buat membantu mereka yang dagang kuliner Indonesia biar lebih terangkat," kata Rivan pada tahun 2018 mengutip dari Kompas.com.
Selain itu, Rivan melihat profesi food blogger banyak memberi manfaat bagi pedagang jajanan Indonesia.
Baca juga: 4 Kampus Ini Punya Jurusan dan Jalur Masuk Khusus untuk Influencer
Pasalnya, profesi food blogger membantu merek para pedagang lokal terangkat karena informasi kuliner yang diviralkan lewat media sosial.
Apalagi mengingat dunia digital semakin berkembang, banyak orang cenderung memilih media sosial untuk mencari referensi kuliner ketimbang saluran media massa.
Orang-orang menilai bahwa media sosial lebih jujur karena bisa memberikan pendapat baik maupun buruk.
"Kalau media sosial kan suka-suka yang upload. Bagus atau jelek cenderung lebih objektif," tambah Rivan.
Rivan yang menjadi food blogger ini, mengaku jika makan dan kuliner adalah bagian dari hobinya.
"Banyak banget sekarang. Soalnya ini jadi satu kerjaan baru yang penghasilannya juga lumayan," kata Rivan.
Saat ditanya mengenai penghasilan profesi food blogger, Rivan mengatakan bahwa pendapatannya berdasarkan jumlah followers.
Rata-rata per seribu followers unggahan seorang food blogger akan dihargai sekitar Rp 10.000.
Sehingga unggahan akun dengan followers 10 ribu bisa mendapatkan Rp 100.000.
Baca juga: Ada SNMPTN Jalur Khusus Influencer dan YouTuber di ITS, Begini Cara Daftarnya!
Namun, penghasilan seorang food blogger bersifat tentatif dan bisa berubah berdasarkan engagement yang didapat seperti jumlah 'likes' atau komentar pada unggahan tersebut.
"Kadang ada akun misalnya followersnya 200 ribu. Tapi kok likes-nya cuma 200, 400. Kan pemilik usaha curiga, followersnya benar atau enggak," ujarnya.
Tapi bukan berarti, profesi food blogger bukanlah pekerjaan yang menjanjikan.
Rivan membagikan tips dan trik yang harus dilakukan untuk menambah jumlah followers, salah satunya dengan membangun interaksi dengan followers dan membuat konten yang menarik.
Tak hanya itu, Rivan juga mengatakan bahwa mimik wajah ketika mencoba makanan juga harus membuat audiens menarik.
"Kalau gue brandingnya memang sengaja rakus. Memang aslinya begitu, jadi buat tampil begitu enggak susah. Aslinya makannya memang banyak dan buru-buru. Memang enggak semua orang suka, ada komentar negatif. Tapi enggak masalah," ujar Rivan.
Sayangnya, Rivan mengaku profesi food blooger tak bisa diprediksi atau stabil seperti profesi lainnya.
Ia juga mengatakan jika penting sekali bagi food blogger untuk menjadi kreatif dalam menyiasati platform.
Meski saat ini pengguna Instagram meningkat, masih ada platform media sosial lain yang bisa digunakan.
"Platform kan enggak cuma Instagram. Ada blog, YouTube, misalnya. Kan juga ada Adsense," tutupnya.
Setelah membaca informasi soal food blogger, apakah Kawan Puan tertarik dengan profesi ini? (*)