Dalam perjalanan kariernya, sifatnya yang mudah menangis juga memberikan dampak signifikan.
Terlebih, di era pandemi Covid-19 ini, para jurnalis harus mampu memberitakan kabar duka atau peningkatan kasus yang dapat memantik kecemasan.
"Waktu itu saya mewawancarai keluarga yang ayahnya meninggal padahal dokter, meninggal karena Covid-19," cerita Rosi.
"Sang ibu juga meninggal karena depresi melihat pemberitaan (Covid-19)," imbuhnya.
Pengalaman tersebut ternyata menyisakan kesedihan di hati Rosi dan memantik tangisnya.
Sebagai seorang pembawa berita dan jurnalis, Rosi merasa bersalah karena merasa sebagai salah satu faktor penyebab depresi dari sosok ibu tersebut.
"Jujur saya merasa bersalah dan merasa jangan-jangan apa yang kami lakukan juga ikut memberikan beban," kata Rosi.
Tindakan yang dilakukan Rosi adalah meminta maaf atas nama pribadi dan perusahaan yang ikut memberitakan soal Covid-19.
Baca Juga: Pesan Rosianna Silalahi untuk Para Suami: Jangan Minder Punya Istri dengan Gaji Lebih Tinggi