Jenis selanjutnya ada obat wajib apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker pengelola apotek tanpa resep dokter.
Obat wajib apotek dibuat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sehingga tercipta budaya pengobatan sendiri yang tepat, aman, dan rasional.
Contoh dari obat wajib apotek yakni vitamin dan obat maag.
4. Obat keras
Obat keras adalah obat yang berbahaya sehingga pemakaiannya harus di bawah pengawasan dokter dan obat hanya dapat diperoleh dari apotek, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain seperti balai pengobatan serta klinik dengan menggunakan resep dokter.
Obat ini memiliki efek yang keras sehingga jika digunakan sembarangan dapat memperparah penyakit hingga menyebabkan kematian.
Obat keras ditandai dengan lingkaran merah tepi hitam yang ditengahnya terdapat huruf “K” berwarna hitam.
Contoh: antibiotik seperti amoxicylin, obat jantung, dan obat hipertensi.
Baca Juga: 6 Cara Alami Atasi Low Back Pain yang Dialami Wanita Karir saat Bekerja
5. Psikotropika dan narkotika
Jenis obat lain berdasarkan penggolongannya ada psikotropika.
Psikotropika merupakan zat yang secara alamiah ataupun buatan yang berkhasiat untuk memberikan pengaruh secara selektif pada sistem syaraf pusat dan menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Obat golongan psikotropika masih digolongkan obat keras sehingga disimbolkan dengan lingkaran merah bertuliskan huruf “K” ditengahnya.
Sementara itu narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran.
Dari mulai penurunan sampai hilangnya kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika disimbolkan dengan lingkaran merah yang ditengahnya terdapat simbol palang (+).
Nah, Kawan Puan, ulasan di atas membuat semakin paham mengenai penggolongan obat-obatan berdasarkan jenisnya ya.
Sebagai catatan meskipun ada yag dijual bebas tanpa resep dokter, alangkah baiknya tetap bijak dalam mengonsumsi obat ya.
Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Mengenal Penyebab Pendarahan Vagina
(*)