Misalnya saja seperti retinoid, exfoliant acid seperti AHA, BHA dan PHA, serta vitamin C.
"Retinol dan exfoliant acid adalah dua bahan utama yang paling berguna dalam microdosing karena menggunakannya lebih jarang atau dalam bentuk encer memungkinkan kulit kita melalui periode penyesuaian yang lebih mulus," kata Joshua Zeichner, dokter kulit bersertifikat di New York, Amerika Serikat.
Pasalnya, retinol rentan membuat kulit iritasi, sehingga perlu diencerkan dalam pelembap dan menerapkannya lebih jarang.
"Ketika berbicara tentang asam alfa dan beta hidroksi — termasuk glycolic, salicylic, dan mandelic acid — para ahli menyarankan untuk tetap menggunakan formula yang rendah dan tidak menggunakan bahan-bahan ini setiap hari, terutama jika kamu sensitif," tambah Dr. Zeichner.
Disarankan olehnya, bahwa selain menggunakan skincare dengan konsentrasi rendah, mulailah dengan mengoleskan produk setiap hari atau bahkan lebih jarang untuk meminimalisir iritasi.
Kendati demikian, ternyata tidak semua bahan bisa diterapkan dengan cara microdosing, loh, Kawan Puan.
Tabir surya pada dasarnya adalah satu-satunya bahan perawatan kulit yang tidak boleh dimikrodosis.
“Jelas jangan dosis mikro pada SPF! Kamu membutuhkan minimal SPF30. Oleskan jumlah seukuran sendok teh setiap hari,” papar dokter kosmetik dan pendiri Skndoctor, Dr Ewoma Ukeleghe.
Hal ini juga disetujui oleh Dr. Zeichner yang mengatakan bahwa jika kita tidak menggunakan SPF dengan jumlah yang cukup, maka perlindungannya akan menipis yang meningkatkan risiko kulit terbakar dan kerusakan kulit. (*)
Baca Juga: Mengenal Microdosing yang Jadi Tren Skincare Viral di TikTok