“Melihat orang lain menderita itu baik bagi seseorang,” tulis filsuf Friedrich Nietzsche.
“Membuat orang lain menderita itu lebih baik lagi. Ini kata-kata yang keras, tetapi sebuah prinsip keras manusia, sangat manusiawi.”
Lantas, mengapa rasanya begitu nikmat menyaksikan kesusahan orang lain? Apakah yang seharusnya kita lakukan soal itu? Apakah itu salah?
Penyebab timbulnya schadenfreude ini bisa Kawan Puan temukan di dalam buku Schadenfreude: Mengapa Kita Senang Melihat Orang Susah yang ditulis oleh Tiffany Watt Smith.
Buku ini adalah satu dari tidak banyak buku yang membahas fenomena schadenfreude. Ini bukanlah semacam kitab ajaran moral agar orang menjadi seperti malaikat dan terbebas dari perasaan-perasaan negatif.
Buku ini justru mengajak pembaca mengamati fenomena schadenfreude, memahami sebab-sebab dan efeknya, serta bersikap objektif terhadap emosi itu.
Tiffany selaku penulis mengajak pembaca untuk lebih berempati terhadap orang lain yang mengalami kemalangan meskipun itu musuh yang sering berbuat jahat terhadap kita—misalnya.
Namun di sisi lain Tiffanny juga menunjukkan bahwa emosi semacam ini bukannya tidak penting.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Honjok, Seni Hidup Sendiri ala Orang Korea Selatan