Parapuan.co - Sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan deposito sebagai salah satu produk perbankan.
Namun, tak semua dari orang mengetahui bahwa produk perbankan ini juga ada versi syariahnya.
Belakangan, perbankan syariah memang sedang digandrungi lantaran dianggap lebih aman dibandingkan produk konvensional.
Untuk deposito sendiri, sebenarnya apa beda deposito berjangka biasa dengan yang syariah, ya?
Daripada penasaran, simak penjelasannya seperti dikutip dari Kompas.com berikut ini, yuk!
1. Perbedaan dalam timbal balik
Deposito berjangka didefinisikan sebagai simpanan yang dapat diambil pada jangka waktu tertentu sesuai perjanjian nasabah dengan pihak bank.
Nasabah yang berinvestasi pada produk deposito berjangka akan memperoleh timbal balik berupa bunga.
Nah, bunga deposito itu nantinya bisa ditarik langsung ke rekening nasabah secara otomatis.
Baca Juga: 3 Hal Pokok yang Membedakan Deposito dengan Tabungan, Sudah Tahu?
Hal yang membedakan deposito biasa dengan syariah adalah, timbal balik atau keuntungan yang diperoleh nasabah.
Dalam deposito syariah, timbal balik berasal dari sistem bagi hasil, bukan sistem bunga.
Lantaran deposito biasa timbal baliknya berasal dari bunga, maka nasabah sebagai investor tetap dapat untung meski terjadi krisis ekonomi.
Pasalnya, besaran suku bunga dalam investasi deposito biasanya sudah ditentukan oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
2. Porsi bagi hasil deposito syariah
Sementara itu, deposito syariah yang keuntungannya diperoleh dari bagi hasil telah pula ditentukan nisbah atau porsinya.
Bagi hasil dalam deposito syariah bergantung pada perjanjian yang penghitungannya lebih rumit dibandingkan deposito biasa.
Ini karena penghitungan deposito syariah mengandalkan keuntungan dan pendapatan bank yang fluktuatif.
Penghitungan yang sering diterapkan disesuaikan dengan indeks nilai profit bank, seperti HI-1000.
Baca Juga: Sebelum Investasi Deposito, Ini 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui
Sistem tersebut mengacu pada nilai profit bank per Rp1.000 dana terkumpul yang diinvestasikan.
Contoh, HI-1000 pada bank X bulan Januari 2022 sejumlah 10. Artinya, jumlah simpanan danamu per Rp1.000 mendapat keuntungan Rp10.
3. Kehalalan
Perbedaan terakhir antara deposito biasa dengan syariah tentu saja tingkat kehalalan.
Di mana produk deposito syariah dijamin halal karena penyaluran dananya berdasarkan pada syariat Islam.
Pemilik modal atau nasabah bisa merasa tenang dan aman mengingat investasinya disalurkan sesuai keinginan.
Belum lagi, investasi dalam produk syariah juga tidak melakukan pembiayaan di tempat-tempat usaha yang mengandung unnsur riba maupun penipuan.
Di samping tiga poin di atas, masih ada perbedaan lain antara deposito biasa dan syariah.
Akan tetapi, hal itu bergantung pada bank penyedia deposito, antara yang konvensional dengan bank syariah.
Sudah paham perbedaan antara deposito berjangka biasa dengan deposito syariah, bukan?
Baca Juga: 5 Cara Memilih Bank untuk Investasi dalam Bentuk Deposito, Apa Saja?
(*)