Parapuan.co - Saat ini, Ukraina telah digempur serangan militer dari pasukan Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah mengerahkan tentaranya untuk menyerang sejumlah kota.
Hal ini mengakibatkan banyaknya korban yang berjatuhan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengungkapkan terdapat 137 warga Ukraina tewas akibat serangan dari Rusia.
Lalu apa sebenarnya pangkal persoalan antara Rusia dengan Ukraina?
Penyebab Rusia Menyerang Ukraina
Melansir Tribunnews.com, wilayah yang sekarang disebut Ukraina, Rusia, dan Belarusia adalah bagian dari Kievan Rus.
Kievan Rus adalah negara adidaya abad pertengahan yang berpusat di tepi Sungai Dnieper, hampir 1.200 tahun yang lalu.
Namun, Rusia dan Ukraina memiliki bahasa, sejarah dan politik yang berbeda.
Baca Juga: Makan Korban Jiwa, 137 Warga Meninggal dalam Serangan Rusia Hari Pertama
Putin mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina tidak dapat dipisahkan.
Menurutnya, Ukraina adalah bagian dari "peradaban Rusia" beserta Belarusia.
Akan tetapi, Ukraina menolak klaim Putin tersebut.
Dalam dua revolusi tahun 2005 dan 2014, Ukraina menolak supremasi Rusia.
Ukraina malah mencari jalan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.
Hal ini membuat Putin marah dengan kemungkinan adanya pangkalan NATO di perbatasannya jika Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut.
NATO sendiri merupakan aliansi militer yang didirikan akibat persaingan blok Barat dengan Uni Soviet dan sekutunya pasca Perang Dunia II.
Bukan dimulai sejak lama, konflik Rusia dan Ukraina terjadi sejak tahun 2014 lalu.
Saat itu, Ukraina menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych.
Baca Juga: Tentara Perempuan Ukraina Ikut Hadapi Rusia, 10 Persen dari Anggota Angkatan Bersenjata
Pasalnya, Presiden Ukraina tersebut pro dengan Rusia.
Lengsernya Yanukovych menyebabkan adanya konflik dalam pemerintahan Ukraina.
Saat itu, pemerintahan terjadi menjadi dua golongan, yakni pendukung Uni Eropa dan pendukung Rusia.
Kekosongan kekuasaan di Ukraina pun dimanfaatkan Putin.
Rusia pun mencaplok wilayah Krimea.
Tak cuma itu, Putin juga mengakui dua wilayah di Ukraina sebagai negara yang berdiri sendiri.
Adapun dua wilayah tersebut adalah Donetsk dan Luhansk.
Kepentingan politik dan ekonomi menjadi penyebab campur tangan Rusia pada permasalahan Ukraina.
Letak geopolitik Krimea yang strategis ingin dimanfaatkan Rusia untuk memperkuat pengaruh di kawasan Eropa Timur dan Timur Tengah.
Baca Juga: 8 Orang Ukraina Dinyatakan Tewas Akibat Serangan Rusia, Perempuan Alami Serangan Siber
Konflik Rusia dan Ukraina menjadi perang terpanas di Eropa serta telah menewaskan lebih dari 13.000 orang dan jutaan orang mengungsi.
Pada konflik Rusia dan Ukraina 2014 lalu, Ukrania kekurangan perlengkapan dan demoralisasi.
Namun, pada konflik Rusia dan Ukraina saat ini, Ukraina jauh lebih kuat secara militer.
Dimensi ekonomi konflik Rusia dan Ukraina
Terlepas dari alasan ideologis dan politik, ada dimensi ekonomi di balik konflik Rusia dan Ukraina.
Putin memaksa Ukraina menjadi anggota dalam blok perdagangan bebas yakni Uni Ekonomi Eurasia (EAEC) yang didominasi Rusia.
Blok perdagangan ini terdiri beberapa negara bekas Republik Soviet dan secara luas dipandang sebagai langkah pertama untuk mereinkarnasi Uni Soviet.
Dengan populasi 43 juta dan hasil pertanian dan industri yang kuat, Ukraina seharusnya menjadi bagian terpenting dari EAEC setelah Rusia, tetapi Ukraina menolak untuk bergabung.
Mengacu pada teori ekonomi model Paul Krugman, untuk menciptakan pasar swasembada, seseorang membutuhkan populasi sekitar 250 juta.
Baca Juga: Imbas Ketegangan di Ukraina, Harga Emas Dunia Naik Kisaran 1.900 Dollar AS
Sehingga, Ukraina dan Uzbekistan (dengan populasi 34 juta) perlu dimasukkan dalam "reinkarnasi Uni Soviet" tersebut.
Itu sebabnya ada perang geo-politik permanen di sekitar negara-negara ini termasuk memicu konflik Rusia dan Ukraina.
Ekonomi Ukraina tenggelam setelah memutuskan hubungan dengan Rusia, yang pernah menjadi mitra ekonomi terbesarnya.
Tetapi tujuh tahun setelah konflik dan resesi berakhir.
Harga dunia untuk biji-bijian dan baja sebagai ekspor utama Ukraina mulai meroket sehingga memulihkan kondisi ekonomi Ukraina.
Seperti itu penjelasan mengenai latar belakang serangan di Ukraina, Kawan Puan.
(*)