Angka peluang kehamilan pun terus menurun dengan semakin tinggi BMI, di mana seorang perempuan dengan BMI 40 atau lebih memiliki kemungkinan 43% lebih kecil untuk hamil.
Peran obesitas yang kompleks
Bicara kaitan obesitas dengan kesehatan reproduksi perempuan, van der Steeg mengungkap hal ini terjadi karena gangguan pada hormon leptin.
Sebagai informasi, hormon leptin adalah hormon yang mengatur nafsu makan dan pengeluaran energi, sehingga dapat mencegah keberhasilan pembuahan.
Ahli endokrinologi reproduksi, William Dodson, MD, mengatakan bahwa peran obesitas dalam reproduksi lebih kompleks daripada yang diperkirakan.
"Kami mengira jika obesitas seorang perempuan tidak memengaruhi fungsi ovulasinya, kesuburannya. Tapi ini tampaknya tidak benar," ucapnya.
Penelitian Dodson sendiri baru-baru ini di Penn State Hershey College of Medicine menemukan bahwa perempuan gemuk yang menjalani perawatan infertilitas membutuhkan dosis obat infertilitas yang lebih tinggi daripada mereka dengan berat badan normal atau kelebihan berat badan.
Seperti penelitian yang baru diterbitkan, semua perempuan dalam penelitian Penn State memiliki fungsi ovarium yang normal.
"Masalah obesitas dan reproduksi sangat kompleks, dan kami baru mulai memahaminya," katanya.
Jadi, obesitas dapat memengaruhi kesehatan reproduksi perempuan secara kompleks, hingga menurunkan peluang seorang perempuan untuk hamil.
Baca Juga: Malnutrisi saat Hamil, Ini Risiko yang Terjadi Pada Ibu dan Janin
(*)