Parapuan.co - Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi perempuan.
Salah satu faktor risiko dari masalah reproduksi perempuan adalah kelebihan berat badan.
Bahkan, sejumlah penelitian menemukan fakta bahwa kelebihan berat badan dapat memengaruhi kesehatan reproduksi perempuan khususnya keseburan.
Dalam penelitian tersebut mengungkapkan, seorang perempuan yang mengalami obesitas berat memiliki peluang 43% lebih rendah untuk hamil dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat bada normal atau perempuan yang dianggap kelebihan berat badan tetapi tidak obesitas.
Peneliti Jan Willem van der Steeg,MD dari Pusat Medis Akademik Amsterdam mengungkap bahwa penelitian tersebut studi pertama yang membahas kaitan berat badan dan kesehatan organ kewanitaan khususnya infertilitas.
"Kami menemukan bahwa obesitas merupakan faktor risiko tambahan terjadinya infertilitas pada perempuan yang memiliki siklus menstruasi teratur," katanya dikutip dari laman WebMD.
Hal ini dinilai penting, mengingat semakin meningkat angka obesitas di dunia, menurutnya.
Obesitas dan infertilitas
Peneliti van der Steeg dan rekannya meneliti 3.029 pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami.
Baca Juga: Berikut 3 Hal yang Bisa Suami Lakukan untuk Mendukung Ibu Hamil
Keseluruhan pasangan tersebut telah menjalani hubungan selama satu tahun atau bahkan lebih, dan tidak ada alasan yang jelas terkait masalah kesuburannya.
Pasalnya, kesehatan reproduksi perempuan berjalan baik di mana mereka dapat berovulasi dan memiliki saluran tuba yang berfungsi, dan para laki-laki memiliki air mani yang normal.
Pasangan tersebut terus diteliti sampai kehamilan dapat tercapai atau sampai mereka memulai perawatan kesuburan.
Di awal penelitian, riwayat kesuburan, berat badan, tinggi badan, dan status merokok dari perempuan pun telah diukur.
Kemudian, para perempuan diklasifikasikan berdasarkan indeks massa tubuh (BMI) mereka, mulai dari kurus, berat badan normal, kelebihan berat badan, atau obesitas.
Sebagian besar peserta penelitian (86%) memiliki berat badan normal dan kelebihan berat badan.
Ditemukan, 10% di antara mereka dengan BMI 30 atau lebih cenderung mengalami kondisi kesehatan organ kewanitaan yang membuat mereka sulit untuk hamil selama setahun penelitian.
Misalnya, seorang perempuan dengan BMI 35 ditemukan memiliki peluang 26% lebih rendah untuk mencapai kehamilan spontan dibandingkan perempuan dengan berat badan normal atau kelebihan berat badan tetapi tidak obesitas.
Baca Juga: Malnutrisi Selama Masa Kehamilan, Ini Kondisi Penyebab Ibu Kekurangan Gizi
Angka peluang kehamilan pun terus menurun dengan semakin tinggi BMI, di mana seorang perempuan dengan BMI 40 atau lebih memiliki kemungkinan 43% lebih kecil untuk hamil.
Peran obesitas yang kompleks
Bicara kaitan obesitas dengan kesehatan reproduksi perempuan, van der Steeg mengungkap hal ini terjadi karena gangguan pada hormon leptin.
Sebagai informasi, hormon leptin adalah hormon yang mengatur nafsu makan dan pengeluaran energi, sehingga dapat mencegah keberhasilan pembuahan.
Ahli endokrinologi reproduksi, William Dodson, MD, mengatakan bahwa peran obesitas dalam reproduksi lebih kompleks daripada yang diperkirakan.
"Kami mengira jika obesitas seorang perempuan tidak memengaruhi fungsi ovulasinya, kesuburannya. Tapi ini tampaknya tidak benar," ucapnya.
Penelitian Dodson sendiri baru-baru ini di Penn State Hershey College of Medicine menemukan bahwa perempuan gemuk yang menjalani perawatan infertilitas membutuhkan dosis obat infertilitas yang lebih tinggi daripada mereka dengan berat badan normal atau kelebihan berat badan.
Seperti penelitian yang baru diterbitkan, semua perempuan dalam penelitian Penn State memiliki fungsi ovarium yang normal.
"Masalah obesitas dan reproduksi sangat kompleks, dan kami baru mulai memahaminya," katanya.
Jadi, obesitas dapat memengaruhi kesehatan reproduksi perempuan secara kompleks, hingga menurunkan peluang seorang perempuan untuk hamil.
Baca Juga: Malnutrisi saat Hamil, Ini Risiko yang Terjadi Pada Ibu dan Janin
(*)