Parapuan.co - Malnutrisi atau gizi buruk adalah kondisi yang diakibatkan kekurangan atau kelebihan zat gizi.
Pasalnya, malnutrisi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk pertumbuhan terhambat, masalah mata, diabetes, dan penyakit jantung.
Beberapa populasi memiliki risiko tinggi terkena jenis malnutrisi tertentu, tergantung pada lingkungan, gaya hidup, dan sumber daya.
Malnutrisi memengaruhi banyak orang di dunia, tak terkecuali negara berpenghasilan menengah, yaitu Indonesia.
Faktanya, malnutrisi menjadi beban ganda yang terjadi Indonesia, di mana kekurangan dan kelebihan gizi terjadi bersamaan.
Ada beberapa fakta terkait malnutrisi di Indonesia, antara lain:
1. Jenis-jenis malnutrisi
Menurut data UNICEF, hampir 3 dari 10 anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting, sementara 1 dari 10 anak mengalami wasting pada tahun 2018.
Seperlima (20 persen) anak usia sekolah dasar dan sekitar 15 persen remaja mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Baca Juga: Kenali Jenis-Jenis Malnutrisi, Termasuk Kekurangan Maupun Kelebihan Gizi
Dua juta anak di bawah 5 tahun menderita kekurangan gizi akut yang parah, suatu kondisi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani.
Stunting adalah kegagalan untuk mencapai pertumbuhan seseorang, yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis dan penyakit berulang selama masa kanak-kanak.
Kondisi ini dapat secara permanen membatasi kapasitas fisik dan kognitif anak, yang dapat menyebabkan kerusakan seumur hidup.
Sementara itu, wasting adalah malnutrisi akut akibat dari penurunan berat badan yang cepat atau kegagalan untuk menambah berat badan.
Perlu diwaspadai, seorang anak yang kurus atau sangat kurus karena masalah gizi memiliki peningkatan risiko kematian.
Untuk kegemukan atau obesitas, jumlah ini hampir dua kali lipat di antara orang dewasa di Indonesia dalam 15 tahun terakhir.
Bahaya obesitas adalah mendorong peningkatak pada penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
2. Faktor risiko malnutrisi
Faktor risiko malnutrisi disebabkan oleh beberapa indikator, antara lain:
Baca Juga: 4 Penyebab Malnutrisi pada Anak, Bisa Akibat Pola Makan hingga Kondisi Perang
• Perubahan pola makan dan gaya hidup.
• Kurangnya konsumsi produk segar, seperti sayuran dan buah-buahan.
• Peningkatan asupan makanan olahan dan makanan siap saji, yang tinggi gula, garam, dan lemak.
• Minimnya aktivitas gerak atau kurang berolahraga.
• Kemiskinan, kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan dan pemberian makan anak juga menopang tingginya angka malnutrisi.
• Kesehatan ibu, termasuk kehamilan di bawah umur, tidak makan dengan benar selama kehamilan, dan melahirkan bayi kecil atau berat lahir rendah.
• Gangguan makan, kondisi yang disertai gangguan mental yang menyebabkan anak sulit mengonsumsi makanan sehat.
Malnutrisi bisa dicegah sejak dalam kandungan, yaitu mengonsumsi makanan kaya nutrisi, termasuk vitamin dan mineral.
Selain itu, penting untuk menghindari makanan olahan dan cepat saji guna mencegah kelebihan berat badan atau obesitas.
Aktivitas fisik dan olahraga sebaiknya tidak dilewatkan demi menjaga kebugaran fisik dan mental secara keseluruhan.
Baca Juga: Malnutrisi saat Hamil, Ini Risiko yang Terjadi Pada Ibu dan Janin