Rentan Terjadi pada Manusia, Ini 7 Jenis Kekurangan Gizi Paling Umum

Anna Maria Anggita - Senin, 28 Februari 2022
Kekurangan gizi yang paling umum bagi tubuh manusia
Kekurangan gizi yang paling umum bagi tubuh manusia Nataliia Nesterenko

Parapuan.co - Kawan Puan pastinya sudah tahu kalau tubuh membutuhkan gizi untuk bisa tumbuh dan berkembang.

Di samping itu, gizi diperlukan tubuh agar kita beraktivitas dan berkegiatan secara maksimal.

Tanpa gizi yang cukup, pasti ada bagian dari tubuh atau kemampuan kita yang kurang maksimal maupun merasakan sakit.

Meski sumber makanan dengan kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh tersedia cukup banyak, namun masih ada saja kasus kekurangan gizi.

Masalahnya, manusia tidak hanya mengalami satu masalah kekurangan gizi namun bisa sekaligus beberapa.

Lantas apa saja jenis kekurangan gizi yang bisa terjadi pada manusia dan itu tergolong umum?

Dilansir dari Healthline, berikut ini tujuh kekurangan gizi yang terjadi pada tubuh.

1. Kekurangan vitamin A

Baca Juga: Laktosa Intoleran, Anya Geraldine Bagikan Tips Soal Asupan Gizinya

Kekurangan vitamin A adalah defisiensi gizi yang umum terjadi pada manusia, baik dewasa maupun anak-anak.

Kekurangan vitamin A dapat memicu kerusakan mata sementara dan permanen bahkan bisa menyebabkan kebutaan.

Kekurangan vitamin A juga dapat menekan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan angka kematian, terutama pada anak-anak dan ibu hamil atau menyusui.

Maka dari itu penting bagi semua orang untuk memenuhi vitamin A karena zat ini membantu membentuk dan menjaga kesehatan kulit, gigi, tulang, membran sel, dan menghasilkan pigmen mata, yang diperlukan untuk penglihatan.

Ada dua jenis diet vitamin A yakni:

- Preformed vitamin A. Jenis vitamin A ini ditemukan dalam produk hewani seperti daging, ikan, unggas, dan susu.

- Pro-vitamin A. Jenis ini ditemukan dalam makanan nabati seperti buah-buahan dan sayuran, seperti beta-karoten.

2. Kekurangan vitamin B12

Baca Juga: Bantu Jaga Imun, Ini Makanan yang Wajib Dikonsumsi saat Umur 20an

Vitamin B12, juga dikenal sebagai cobalamin, adalah vitamin yang larut dalam air.

Setiap tubuh membutuhkan B12 untuk berfungsi secara normal karena vitamin ini berperan untuk pembentukan darah, serta fungsi otak dan saraf.

B12 hanya ditemukan dalam jumlah yang cukup dalam makanan hewani, meskipun jenis rumput laut tertentu mungkin menyediakan dalam jumlah kecil.

Oleh karena itu, orang yang tidak makan produk hewani berada pada peningkatan risiko kekurangan B12.

Individu yang kekurangan vitamin B12 akan mengalami anemia megaloblastik, yang merupakan kelainan darah yang memperbesar sel darah merah.

Gejala lain termasuk gangguan fungsi otak dan peningkatan kadar homosistein, yang merupakan faktor risiko beberapa penyakit.

3. Kekurangan vitamin D 

Orang dewasa yang kekurangan vitamin D mungkin mengalami kelemahan otot, keropos tulang, dan peningkatan risiko patah tulang.

Baca Juga: Punya Kandungan Gizi Segudang, Begini Cara Kurangi Rasa Pahit Daun Pepaya

Pada anak-anak, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan tulang lunak (rakhitis).

Agar terhindar dari berbagai risiko tersebut, alangkah baiknya mencukup kebutuhan vitamin D.

Pasalnya, vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi seperti hormon steroid dalam tubuh.

Vitamin D berjalan melalui aliran darah dan masuk ke dalam sel, memberitahu mereka untuk mengaktifkan atau menonaktifkan gen. 

Vitamin D diproduksi dari kolesterol di kulit saat terpapar sinar matahari.

4. Kekurangan yodium

Kekurangan gizi berikutnya yang umum terjadi adalah yodium.

Yodium adalah mineral penting untuk fungsi tiroid normal dan produksi hormon tiroid.

Baca Juga: Pentingnya Mengonsumsi Vitamin D untuk Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dengan PCOS

Hormon tiroid terlibat dalam banyak proses bagi keberlangsungan hidup manusia seperti pertumbuhan, perkembangan otak, dan pemeliharaan tulang, serta mengatur tingkat metabolisme tubuh.

Seseorang yang kekurangan yodium akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid, juga dikenal sebagai gondok.

Tak hanya itu saja, kekurangan yodium juga dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, sesak napas, dan penambahan berat badan.

Lebih buruknya lagi, kekurangan yodium yang parah terkait dengan bahaya serius, terutama pada anak-anak karena dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan kelainan perkembangan.

5. Kekurangan magnesium

Magnesium adalah mineral kunci dalam tubuh yang berperan penting untuk struktur tulang dan gigi.

Jika asupan magnesium rendah, maka kondisi ini dikaitkan dengan diabetes tipe 2, sindrom metabolik, penyakit jantung, dan osteoporosis.

Kekurangan magnesium dapat disebabkan oleh penyakit, penggunaan obat-obatan, penurunan fungsi pencernaan, atau asupan magnesium yang tidak memadai.

Baca Juga: 5 Vitamin yang Bisa Bantu Mengatasi Gangguan Kecemasan, Ada Apa Saja?

Gejala utama kekurangan magnesium yang parah termasuk irama jantung yang tidak normal, kram otot, sindrom kaki gelisah, kelelahan, dan migrain.

Kekurangan magnesium dalam jangka panjang dapat membuat tubuh mengalami resistensi insulin dan tekanan darah tinggi.

6. Kekurangan kalsium

Kalsium sangat penting untuk setiap sel dalam tubuh karena bagus untuk mineralisasi tulang dan gigi terutama selama masa pertumbuhan yang cepat serta pemeliharaan tulang.

Oleh sebab itu orang perlu mencukupi kebutuhan kalsium.

Pasalnya mereka yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami osteoporosis, ditandai dengan tulang yang lebih lunak dan rapuh.

Pada anak, defisiensi kalsum mebyebabkan kondisi tulang lunak (rakhitis).

7. Kekurangan zat besi

Baca Juga: 8 Nutrisi Anak yang Harus Dipenuhi selama Masa Emas Pertumbuhannya

Zat besi adalah mineral penting bagi tubuh yang juga merupakan komponen besar sel darah merah, di mana ia mengikat hemoglobin dan mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh.

Dua jenis zat besi makanan adalah:

- Zat besi hem, jenis besi ini diserap dengan sangat baik oleh tubuh, biasanya ditemukan dalam makanan hewani, dengan daging merah yang mengandung jumlah yang sangat tinggi.

- Zat besi non-heme, yang penyerapannya tidak semudah besi heme. Umumnya zat besi non-heme ditemukan pada makanan hewani dan nabati.

Orang yang kekurangan zat besi, umumnya akan mengalami anemia, yang mana jumlah sel darah merah dan kemampuan darah untuk membawa oksigen turun.

Gejala biasanya termasuk kelelahan, kelemahan, sistem kekebalan yang melemah, dan gangguan fungsi otak

Nah Kawan Puan, dari ulasan di atas berbagai kekurangan gizi itu bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Oleh sebab itu pastikan kamu memenuhi berbagai kebutuhan nutrisi.

Tentunya hal ini bertujuan agar tubuh bisa berfungsi dengan normal, sistem kekebalan naik, sehingga terhindar dari penyakit.

Baca Juga: 2 Cara Penting Menjaga Kesehatan Lansia untuk Kurangi Risiko Penyakit

(*)

Sumber: Healthline
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania