Apakah Perayaan Hari Raya Nyepi Hanya Ada di Bali? Ini 4 Hal yang Tak Boleh Dilakukan

Firdhayanti - Kamis, 3 Maret 2022
Perayaan Hari Raya Nyepi 2022.
Perayaan Hari Raya Nyepi 2022. KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG

“Selanjutnya ada amati lelanguan. Tidak boleh menghibur atau membuat hiburan seperti nonton televisi, video, bermain game, menyalakan musik, bernyanyi, dan sebagainya,” tutur Pitana. 

Sementara larangan keempat adalah amati geni yang berarti tidak boleh menyalakan api.

Selain api untuk memasak selama Nyepi, tetapi juga api yang terdapat dalam emosi manusia.

Api-api tersebut antara lain adalah api amarah, nafsu, asmara, cemburu, iri, dan lain-lain.

Dia menuturkan bahwa seluruh api tersebut harus dimatikan.

“Empat itu adalah larangan dan keharusan yang ada dalam peringatan hari suci Nyepi bagi segenap umat Hindu. Khususnya di Indonesia, lebih khusus lagi di Bali,” kata Pitana.

Bagaimana Nyepi Terjadi?

Dijelaskan oleh Pitana, pada tahun 78 Masehi di India banyak terjadi perang antar raja dan sekte. 

Jika terdapat satu sekte berkuasa, maka sekte lain akan ditekan. 

Baca Juga: Perayaan Nyepi 2022 di Bali, Layanan ATM Berhenti Beroperasi Mulai Rabu hingga Kamis

Setelah itu, Raja Kanishka yang berasal dari minoritas diangkat. 

Diangkatnya Raja Kanishka menyebabkan peperangan dan perkelahian tersebut semakin berkurang hingga berhenti. 

“Beliau dengan bijaksana mengakomodasi semua sekte sehingga tidak ada lagi sekte yang dominan. Sudah sama, seperti Pancasila. Tidak mengenal adanya minoritas dan mayoritas,” kata Pitana.

Karena hal itu, Raja Kanishka membuat seluruh sekte bisa hidup berdampingan dan bersatu. 

Kendati bernama Kanishka, namun Raja Kanishka lebih dikenal sebagai Raja Isaka.

Pitana mengatakan bahwa nama tersebut disematkan karena kerajaannya bernama Isaka. 

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Menolak Jadi Korban: Bela Diri Bentuk Perlawanan Perempuan terhadap Kekerasan