11. Masalah reproduksi.
12. Sulit berkonsentrasi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Lantas, bagaimana cara mencegah sindrom overtraining?
Sebenarnya, mungkin sulit untuk memprediksi apakah seseorang yang rutin berolahraga itu berisiko mengalami overtraining.
Hal ini dikarenakan setiap orang merespons secara berbeda terhadap berbagai rutinitas pelatihan.
Akan tetapi, penting bagi semua orang untuk melakukan variasi dalam latihan dan menjadwalkan waktu istirahat yang cukup.
Nah, simaklah ini 3 cara mencegah overtraining yang bisa kamu lakukan setiap olahraga.
1. Perhatikan suasana hati
Baca Juga: 5 Rekomendasi OIahraga untuk Perempuan Usia 50an, Ada Renang hingga Golf
Penurunan perasaan positif untuk olahraga dan peningkatan perasaan negatif, seperti depresi, kemarahan, dan kelelahan sering muncul setelah beberapa hari overtraining intensif.
Begitu kamu mulai menyadari perasaan ini, luangkan waktu untuk beristirahat, ya.
2. Catat latihan
Catatan pelatihan yang menyertakan tentang perasaanmu setiap hari dapat membantu melihat tren penurunan dan peningkatan antusiasme.
Sangat penting untuk mendengarkan tubuh kamu yang memberi sinyal dan beristirahat ketika kamu merasa sangat lelah.
3. Pantau detak jantung
Langkah berikutnya untuk mencegah sindrom overtraining adalah dengan memantau detak jantung.
Jika detak jantung meningkat saat istirahat atau pada intensitas tertentu, mungkin kamu berisiko mengalami sindrom overtraining, terutama jika salah satu gejala di atas mulai berkembang.
Nah, agar Kawan Puan tidak mengalami sindrom overtraining, pastikan untuk mengikuti tips pencegahan di atas, ya.
Baca Juga: Dengarkan Tubuhmu, Ini Olahraga yang Bisa Dijajal Saat Menstruasi
Berolahraga ialah hal yang penting untuk dilakukan, tetapi jika sudah berlebihan maka hasilnya justru bisa menjadi tidak baik. (*)