Parapuan.co - Berolahraga secara berlebihan tanpa meluangkan waktu untuk istirahat dapat berdampak secara fisik maupun mental.
Hal tersebut dapat meneyebabkan kondisi yang dikenal sebagai sindrom overtraining.
Latihan yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kinerja atletik yang dapat bertahan lama. Bahkan, terkadang membutuhkan waktu beberapa minggu atau bulan untuk memperbaikinya.
Bukan hanya secara fisik, sindrom overtraining atau sindrom karena kelebihan latihan olahraga ini juga menimbulkan efek psikologis.
Bisa begitu karena sindrom overtraining juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak menguntungkan.
Bahkan sindrom overtraining dapat meningkatkan gejala kecemasan dan depresi.
Untuk menghindari dampak lain dari sindrom overtraining, maka kamu perlu mengetahui tanda-tandanya agar bisa lebih bijak saat berolahraga.
Melansir dari Very Well Fit, berikut ini sederet gejala tubuh ketika mengalami sindrom overtraining. Yuk, simak apa saja!
1. Nafsu makan berkurang atau berat badan turun.
Baca Juga: Ada Squat, Ini 5 Olahraga Kardio Tanpa Lompat untuk Bakar Lemak Perut
2. Merasa tertekan, cemas, murung, atau mudah tersinggung.
3. Peningkatan insiden cedera atau sakit kepala.
4. Insomnia (kesulitan tidur atau sulit tidur nyenyak yang berkelanjutan).
5. Denyut jantung atau irama jantung tidak teratur.
6. Kurang energi, merasa lelah, lelah, atau terkuras.
7. Hilangnya antusiasme terhadap olahraga, atau berkurangnya daya saing.
8. Kekebalan yang lebih rendah (peningkatan jumlah pilek, dan sakit tenggorokan).
9. Otot ringan atau nyeri sendi, sakit umum dan nyeri.
10. Mengurangi kapasitas, intensitas, atau kinerja pelatihan.
Baca Juga: 4 Gerakan Olahraga Mudah untuk Atasi Nyeri Lutut, Salah Satunya Squat
11. Masalah reproduksi.
12. Sulit berkonsentrasi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Lantas, bagaimana cara mencegah sindrom overtraining?
Sebenarnya, mungkin sulit untuk memprediksi apakah seseorang yang rutin berolahraga itu berisiko mengalami overtraining.
Hal ini dikarenakan setiap orang merespons secara berbeda terhadap berbagai rutinitas pelatihan.
Akan tetapi, penting bagi semua orang untuk melakukan variasi dalam latihan dan menjadwalkan waktu istirahat yang cukup.
Nah, simaklah ini 3 cara mencegah overtraining yang bisa kamu lakukan setiap olahraga.
1. Perhatikan suasana hati
Baca Juga: 5 Rekomendasi OIahraga untuk Perempuan Usia 50an, Ada Renang hingga Golf
Penurunan perasaan positif untuk olahraga dan peningkatan perasaan negatif, seperti depresi, kemarahan, dan kelelahan sering muncul setelah beberapa hari overtraining intensif.
Begitu kamu mulai menyadari perasaan ini, luangkan waktu untuk beristirahat, ya.
2. Catat latihan
Catatan pelatihan yang menyertakan tentang perasaanmu setiap hari dapat membantu melihat tren penurunan dan peningkatan antusiasme.
Sangat penting untuk mendengarkan tubuh kamu yang memberi sinyal dan beristirahat ketika kamu merasa sangat lelah.
3. Pantau detak jantung
Langkah berikutnya untuk mencegah sindrom overtraining adalah dengan memantau detak jantung.
Jika detak jantung meningkat saat istirahat atau pada intensitas tertentu, mungkin kamu berisiko mengalami sindrom overtraining, terutama jika salah satu gejala di atas mulai berkembang.
Nah, agar Kawan Puan tidak mengalami sindrom overtraining, pastikan untuk mengikuti tips pencegahan di atas, ya.
Baca Juga: Dengarkan Tubuhmu, Ini Olahraga yang Bisa Dijajal Saat Menstruasi
Berolahraga ialah hal yang penting untuk dilakukan, tetapi jika sudah berlebihan maka hasilnya justru bisa menjadi tidak baik. (*)