Parapuan.co - Vagina menjadi salah satu organ yang kondisinya memengaruhi kesehatan reproduksi perempuan.
Bicara vagina, sebagian perempuan merasa khawatir saat vaginanya terasa lembap karena banyak cairan atau becek.
Pada dasarnya, kondisi vagina yang sehat umumnya agak lembap dengan adanya cairan atau lendir.
Di samping itu, adanya cairan atau lendir di vagina ini dapat membantu kesuburan, membuat aktivitas seksual lebih nyaman, dan bisa mencegah nyeri pada vagina.
Namun, ada juga penyebab kondisi kesehatan reproduksi perempuan yakni vagina becek yang perlu diwaspadai.
Penyebab vagina basah atau becek
Cairan becek yang terdapat di vagina berasal dari leher rahim dan kelenjar bartholin.
Leher rahim memproduksi lendir atau cairan selama siklus menstruasi perempuan.
Saat mendekati masa subur, kesehatan organ kewanitaan yang normal yakni serviks, memproduksi lebih banyak cairan untuk membantu sperma agar bisa berenang menuju sel telur.
Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan, Ini Cara Menjaga Keseimbangan pH Vagina
Sedangkan kelenjar bartholin yang terletak di dalam vagina berfungsi melumasinya agar tidak kering.
Kelenjar ini bertugas menghasilkan cairan saat perempuan terangsang dan selama aktivitas seksual.
Dikutip dari laman Medical News Today, rata-rata dalam sehari kondisi kesehatan reproduksi perempuan sehat akan menghasilkan 1-4 mililiter (ml) cairan vagina.
Menurut Dr. Jen Gunter, seorang dokter kandungan-ginekologi, cairan vagina yang sangat besar dan kental mengandung sekitar 1 ml.
Jumlah cairan yang dikeluarkan ini pun dapat berubah dari hari ke hari, baik dari kelenjar bartholin maupun serviks menghasilkan berbagai cairan yang dapat berubah seiring waktu.
Kemudian, saat masa ovulasi mendekat, vagina akan begitu basah karena serviks meningkatkan produksi cairan.
Penyebab lainnya dari kondisi kesehatan organ kewanitaan yakni vagina basah karena perubahan hormon.
Saat hormon estrogen meningkat, vagina juga bisa lebih lembap karena kelenjar bartholin memproduksi lebih banyak cairan.
Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Kenali 7 Tanda Vagina Tidak Sehat
Selain itu, perempuan yang sedang menjalani terapi hormon juga acapkali merasakan vaginanya lebih becek dari biasanya.
Penyebab vagina basah yang tidak normal
Di luar kondisi normal, terdapat penyebab vagina basah karena adanya masalah kesehatan tertentu, di antaranya:
- Infeksi jamur
Masalah kesehatan ini ditandai dengan timbulnya cairan kental, putih, mirip keju cottage di vagina.
Adapun gejala infeksi jamur yakni vagina basah, gatal, panas seperti terbakar, perih, dan hubungan seks terasa menyakitkan.
- Bakteri vaginosis
Masalah kesehatan reproduksi perempuan ini membuat vagina gatal dan panas.
Selain itu, vagina basah dengan cairan berwarna putih, abu-abu, atau kuning yang berbau amis.
- Infeksi menular seksual
Jenis infeksi menular seksual yang bisa menyebabkan vagina basah dengan cairan berwarna kekuningan atau kehijauan adalah trikomoniasis.
Adapun gejala dari masalah kesehatan tersebut adalah vagina basah dengan cairan berbuih, memiliki bau tak sedap, gatal, dan panas.
Rasa tak nyaman tersebut kerap muncul terutama setelah menstruasi.
Nah, itulah penyebab kondisi kesehatan reproduksi perempuan berupa vagina basah. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Mengenal Penyebab Pendarahan Vagina
(*)