Parapuan.co - Seksisme adalah prasangka dan diskriminasi terhadap orang berdasarkan jenis kelamin atau gender.
Seksisme dapat merujuk pada penilaian negatif dan motif merendahkan terhadap seseorang, yang menyangkut tubuh, pikiran, dan perasaan.
Korban seksisme dianggap sebagai inferior, sehingga pelaku seksisme dapat merendahkan dan menghinanya.
Seksisme dapat menyasar siapa saja, tak terkecuali para laki-laki yang juga kerap mendapatkan diskriminasi budaya.
Melansir Pinkvilla, inilah empat kalimat seksis yang sering diterima laki-laki dan sangat penting untuk Kawan Puan untuk tidak mengatakannya.
“Laki-laki tidak bermain dengan boneka”
Apakah seseorang memilih untuk bermain dengan boneka cantik atau balok bangunan, pilihan tersebut tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin.
Namun, laki-laki selalu dipaksa untuk memiliki hobi yang 'maskulin' oleh tuntutan masyarakat sekitar.
Oleh sebab itu, menciptakan pemahaman yang salah dengan menganggap laki-laki tak boleh bermain boneka adalah hal yang sebaiknya tak dilakukan agar tidak mewarisi sikap seksi ke generasi berikutnya.
Baca Juga: Viral di Twitter, Film Selesai Dikritik Bawakan Narasi Male Gaze dan Seksisme
“Laki-laki tetaplah laki-laki”
Kalimat 'boys will be boys' atau 'laki-laki tetaplah laki-laki' tak jarang dijadikan alasan untuk memaklumi kesalahan yang dilakukan oleh kaum adam.
Kalimat seperti ini justru tanpa disadari bisa mendorong laki-laki untuk turut berperilaku seksis atau menyimpang dengan alasan 'laki-laki tetaplah laki-laki'.
Di sisi lain, beberapa laki-laki juga merasa dilindungi karena orang mengharapkan mereka berperilaku seperti ini, murni karena mereka terlahir sebagai laki-laki.
“Jangan mengemudi seperti perempuan”
Ada kepercayaan yang salah bahwa perempuan adalah pengemudi yang buruk dan tidak cakap saat berkendara.
Maka, ketika seorang laki-laki mengemudi dengan buruk, mereka akan diejek cara mengemudinya seperti perempuan.
Satu hal penting yang dilupakan orang adalah mengemudi membutuhkan keterampilan dan jam terbang untuk bisa menguasainya.
Sehingga, keterampilan mengemudi yang baik atau buruk tidak bisa ditentukan hanya berdasarkan gender laki-laki atau perempuan saja. Oleh sebab itu, ejekan seperti itu tidak berdasar dan harus dibuang karena menimbulkan diskriminasi.
Baca Juga: Mengenal Istilah Seksisme, Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
“Laki-laki tidak menangis”
Laki-laki adalah manusia yang juga memiliki masa sulit dalam hidup, seperti kematian orang yang dicintai, kesehatan mental buruk, atau hari buruk di tempat kerja.
Tentu saja, masa sulit kerap membuat seseorang merasa sedih, putus asa, marah, atau bahkan menangis.
Mengekspresikan emosi itu wajar. Sebaliknya, memendam emosi dapat merusak kesejahteraan mental.
Laki-laki juga boleh mengekspresikan emosi dan merasa tidak baik-baik saja, seperti menangis atau merasa lemah.
Namun, adanya seksisme yang berkembang di masyarakat dengan mengharuskan laki-laki kuat dan tidak menangis, justru membuat mereka juga tertekan.
Menangis kerap dipandang sebagai tanda kelemahan, padahal mengeluarkan emosi adalah normal bagi siapa pun.
Jadi, itulah kalimat seksis yang sering diterima laki-laki yang wajib kita hindari untuk diucapkan dalam keseharian ya, Kawan Puan.
(*)
Baca Juga: Jangan Dibiarkan, Seksisme Bisa Merusak Hubungan dengan Pasangan