Survei IBCWE Tunjukkan Toxic Masculinity di Tempat Kerja Masih Tinggi

Firdhayanti - Jumat, 18 Maret 2022
Toxic masculinity menjadi hal yang berdampak negatif pada dunia kerja.
Toxic masculinity menjadi hal yang berdampak negatif pada dunia kerja. nadia_bormotova

Baca Juga: Celana hingga Rok Mini, Ini Bukti Fashion Jadi Alat Gaungkan Kesetaraan

Chief Human Resources Officer FWD Insurance Indonesia, Rudy Manik, menambahkan bahwa tantangannya adalah terkadang laki-laki terperangkap dalam situasi di mana mereka harus memenuhi tuntutan yang harus dicapai, sehingga menimbulkan perilaku toxic masculinity.

Oleh karena itu, untuk mengubah budaya organisasi agar lebih setara harus datang dari pimpinan perusahaan.

“Kita tentukan dahulu perilaku apa yang harus ditampilkan, baik pada saat berinteraksi, berkompetisi, dan penyampaian target kinerja, dan itu semua dimulai dari atas,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Indra Gunawan, mengatakan bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi terutama untuk menghilangkan batasan-batasan norma sosial budaya yang bisa menghambat perempuan.

“Kita juga perlu banyak belajar dan berproses untuk memahami isu-isu gender serta kebutuhan perempuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang setara,” ungkapnya.

Laki-Laki Harus Terlibat

Supaya keberagaman dan inklusi di tempat kerja tercapai, keterlibatan dan dukungan dari semua gender sangat penting, termasuk laki-laki.

Penelitian global dari Boston Consulting Group menunjukkan, ketika laki-laki terlibat langsung, kepercayaan akan kesetaraan gender dalam perusahaan kaan lebih besar. 

Data menunjukkan bahwa perusahaan yang laki-lakinya secara aktif terlibat dalam program inklusi gender, 96 persen melaporkan kemajuan dibandingkan dengan 30 persen perusahaan di mana laki-laki tidak terlibat.

Baca Juga: Pesan Menteri PPPA untuk Hari Perempuan Internasional, Lawan Tabu dan Berani Bersuara

Namun, perusahaan cenderung hanya fokus pada perubahan perempuan daripada memecahkan struktural sistemik yang menyebabkan hak istimewa laki-laki dan menegakkan perilaku mereka.

Maka dari itu, IBCWE dan didukung oleh KemenPPPA meluncurkan Kampanye Lelaki Turut Serta yang diikuti oleh perwakilan laki-laki dari Perusahaan anggota IBCWE.

Kampanye ini berfokus pada empat hal utama untuk menunjukkan keterlibatannya dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Adapun keempat hal tersebut yaitu; komitmen, pengembangan kompetensi terkait kesetaraan gender di tempat kerja, jejaring, dan advokasi. (*)

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?