Parapuan.co - Fobia adalah jenis gangguan kecemasan yang menyebabkan seseorang mengalami ketakutan yang ekstrem dan irasional tentang suatu situasi, makhluk hidup, tempat, atau objek.
Ketika seseorang memiliki fobia, mereka akan sering membentuk hidup mereka untuk menghindari apa yang mereka anggap berbahaya.
Ancaman yang dibayangkan lebih besar daripada ancaman nyata yang ditimbulkan oleh penyebab teror.
Fobia adalah gangguan mental yang dapat didiagnosis.
Orang tersebut akan mengalami kesusahan yang intens ketika berhadapan dengan sumber fobia mereka.
Hal ini dapat mencegah mereka dari berfungsi secara normal dan kadang-kadang menyebabkan serangan panik.
Apa itu fobia?
Mengutip dari Medical News Today, fobia adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional.
Istilah 'fobia' sering digunakan untuk merujuk pada ketakutan akan satu pemicu tertentu.
Baca Juga: Mengenal Coronaphobia, Gangguan Baru Kecemasan Berlebih Pada Covid-19
Namun, ada tiga jenis fobia yang diakui oleh American Psychiatric Association (APA). Ini termasuk:
1. Fobia spesifik: Ini adalah ketakutan yang intens dan irasional terhadap pemicu tertentu.
2. Fobia sosial atau kecemasan sosial: Ini adalah ketakutan mendalam akan penghinaan publik dan dipilih atau dinilai oleh orang lain dalam situasi sosial. Gagasan pertemuan sosial besar menakutkan bagi seseorang dengan kecemasan sosial. Ini tidak sama dengan rasa malu.
3. Agoraphobia: Ini adalah ketakutan akan situasi di mana akan sulit untuk melarikan diri jika seseorang mengalami kepanikan yang ekstrem, seperti berada di lift atau berada di luar rumah. Hal ini biasanya disalahpahami sebagai ketakutan akan ruang terbuka tetapi bisa juga berlaku untuk terkurung di ruang kecil, seperti lift, atau berada di transportasi umum. Orang dengan agorafobia memiliki peningkatan risiko gangguan panik.
Fobia spesifik dikenal sebagai fobia sederhana karena dapat dikaitkan dengan penyebab yang dapat diidentifikasi yang mungkin tidak sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari seseorang, seperti ular.
Oleh karena itu, ini tidak mungkin memengaruhi kehidupan sehari-hari secara signifikan.
Kecemasan sosial dan agorafobia dikenal sebagai fobia kompleks, karena pemicunya kurang mudah dikenali.
Orang dengan fobia kompleks juga dapat merasa lebih sulit untuk menghindari pemicu, seperti meninggalkan rumah atau berada di keramaian.
Baca Juga: Mengenal Thalassophobia atau Fobia Laut yang Dialami Awkarin, Apa sih Penyebab dan Gejalanya?
Fobia menjadi dapat didiagnosis ketika seseorang mulai mengatur hidup mereka untuk menghindari penyebab ketakutan mereka. Ini lebih parah daripada reaksi ketakutan normal.
Orang dengan fobia memiliki kebutuhan yang kuat untuk menghindari apa pun yang memicu kecemasan mereka.
Bagaimana otak bekerja selama fobia?
Beberapa area otak menyimpan dan mengingat kejadian berbahaya atau berpotensi mematikan.
Jika seseorang menghadapi peristiwa serupa di kemudian hari, area otak tersebut mengambil memori stres, terkadang lebih dari sekali. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi yang sama.
Dalam fobia, area otak yang menangani rasa takut dan stres terus mengingat peristiwa menakutkan secara tidak tepat.
Para peneliti telah menemukan bahwa fobia adalah sering dikaitkan dengan amigdala, yang terletak di belakang kelenjar pituitari di otak.
Amigdala dapat memicu pelepasan hormon "lawan-atau-lari".
Ini menempatkan tubuh dan pikiran dalam keadaan yang sangat waspada dan stres.
Baca Juga: Trypanophobia: Fobia Jarum yang Bisa Hambat Program Percepatan Vaksinasi
Mengatasi fobia
Fobia sangat dapat diobati, dan orang yang memilikinya hampir selalu menyadari gangguan mereka. Ini sangat membantu diagnosis.
Berbicara dengan psikolog atau psikiater adalah langkah pertama yang berguna dalam mengobati fobia yang telah diidentifikasi.
Jika fobia tidak menyebabkan masalah yang parah, kebanyakan orang menemukan bahwa menghindari sumber ketakutan mereka membantu mereka tetap terkendali.
Banyak orang dengan fobia spesifik tidak akan mencari pengobatan karena ketakutan ini sering kali dapat diatasi.
Tidak mungkin untuk menghindari pemicu beberapa fobia, seperti yang sering terjadi pada fobia kompleks.
Dalam kasus ini, berbicara dengan profesional kesehatan mental dapat menjadi langkah pertama untuk pemulihan.
Kebanyakan fobia dapat disembuhkan dengan perawatan yang tepat. Tidak ada pengobatan tunggal yang bekerja untuk setiap orang dengan fobia. Perawatan perlu disesuaikan dengan individu agar dapat bekerja.
Dokter, psikiater, atau psikolog dapat merekomendasikan terapi perilaku, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Terapi ditujukan untuk mengurangi gejala ketakutan dan kecemasan dan membantu orang mengelola reaksi mereka terhadap objek fobia mereka.
(*)