Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Penting untuk diketahui bahwa berutang tetaplah utang, sehingga sampai kapanpun kalian harus mengembalikan uangnya kepada si pemberi utang.
Utang bukan hadiah atau pemberian cuma-cuma, sehingga anak cucu kalian wajib melunasinya seandaianya kalian berpulang terlebih dahulu sebelum sempat melunasinya.
Sangat disarankan sekali dalam kalian berutang, orang lain juga mengetahuinya, seperti orang tua, isteri, suami atau anak, sehingga jika terjadi sesuatu keluarga kalian bisa ikut membantu menyelesaikan kewajiban tersebut.
Seandainya kalian terpaksa harus berutang, pertanyaan selanjutnya yang perlu kalian jawab adalah untuk keperluan apa kalian berutang.
Apakah untuk memenuhi keinginan kalian menjaga kehidupan lifestyle yang selalu mengikuti perkembangan terkini? Misalnya untuk membeli handphone yang terbaru sementara yang lama masih bisa dipakai, untuk berlibur ke luar negeri karena diajak teman main, membeli sepatu terbaru karena ada undangan nikah dari sahabat dekat, mengganti mobil setiap tahun dan lain-lain.
Semua keinginan tersebut sebetulnya bukan merupakan kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi dengan cara berutang, karena masih bisa ditunda pembeliannya saat kalian mendapatkan rejeki di kemudian hari.
Oleh karena itu, sangat disayangkan sekali apabila pola hidup konsumtif seperti ini didukung dengan pola pembiayaan berutang yang melebihi kemampuan kalian untuk melunasinya di kemudian hari.
Baca Juga: Mengenal Platform Binomo dan Quotex yang Jerat Indra Kenz dan Doni Salmanan
Pola kehidupan yang konsumtif sudah semestinya kalian hindari, terlepas apakah kalian memiliki dukungan keuangan yang berlebihan atau tidak.