Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Leah D. Sheppard dan Stefanie K. Johnson pada tahun 2019 menemukan bahwa pebisnis perempuan yang berpenampilan menarik justru dianggap kurang bisa dipercaya.
Dalam studi tersebut, kedua peneliti menyebutnya sebagai femme fatale effect, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perempuan manipulatif.
“Perempuan yang berpenampilan menarik bisa dianggap sangat berbahaya,” ujar Leah Sheppard, asisten profesor di Washington State University sekaligus peneliti dalam studi tersebut, dikutip dari New York Times.
Studi tersebut menekankan pada bagaimana mereka yang berpenampilan menarik juga bisa diremehkan karena adanya rasa ketidakpercayaan diri, kecemburuan, dan ketakutan dari rekan kerjanya.
“Bagi perempuan, terdapat sejumlah konteks, di mana mereka bisa tidak diuntungkan oleh kecantikan mereka,” ujarnya lagi, mengarah pada faktor sosial.
Sheppard mengatakan, hal ini disebabkan oleh adanya rasa kecurigaan dari rekan kerja, baik perempuan maupun laki-laki.
Mereka sering menganggap bahwa perempuan berpenampilan menarik menggunakan kecantikannya untuk mendapatkan promosi dan pekerjaan penugasan kerja yang menguntungkan.
“Perempuan ‘cantik’ akan lebih sulit dalam hal membangun kepercayaan,” ujar Sheppard lagi.
Baca Juga: Syarat Penampilan Menarik di Dunia Kerja Bikin Minder? Ini Saran Pakar
Kawan Puan, ternyata pretty privilege di tempat kerja yang sering dianggap menguntungkan bagi perempuan berpenampilan menarik memiliki kekurangannya tersendiri.
Nyatanya, perempuan yang berpenampilan menarik juga bisa dipandang sebelah mata karena dianggap selalu menggunakan kecantikannya untuk mendapatkan hak istimewa yang tidak dimiliki rekan kerja lainnya.
(*)