Parapuan.co - Layanan streaming Netflix mengalami penurunan jumlah pelanggan pada awal tahun 2022 ini.
Perusahaan streaming ini telah kehilangan 200.000 pelanggan berbayarnya di seluruh dunia selama tiga bulan pertama tahun 2022.
Penurunan jumlah pelanggan berbayar ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam 10 tahun terakhir.
Terakhir kali Netflix kehilangan pelanggannya adalah pada Oktober 2011.
Meskipun begitu, Netflix mengalami peningkatan pendapatan.
Melansir Kompas.com, Netflix mendapat 7,87 miliar dolar AS atau setara Rp112,7 triliun pada kuartal I-2022 (Januari-Maret).
Angka ini naik dari pendapatan Netflix pada periode kuartal I-2020 yang sebesar 7,16 miliar dolar AS atau sekitar Rp102,5 triliun.
Hal itu terungkap dari laporan keuangan kuartal I-2022 Netflix yang dipublikasi baru-baru ini.
Meski pendapatan naik, jumlah pelanggan Netflix turun.
Baca Juga: Dukung Pekerja Film Terdampak Pandemi, Platform Streaming Ini Gandeng BPI Salurkan Rp7,1 Miliar
Tiga Faktor Turunnya Pelanggan
Berdasarkan surat tertulis untuk pemegang saham Netflix, terdapat tiga faktor yang menjadi penyebab penurunan jumlah pelanggan.
Adapun faktor pertamanya adalah berbagai kata sandi akun Netflix pada seseorang yang tinggal di rumah berbeda.
Saat ini, Netflix sendiri memperkirakan ada 222 juta rumah tangga yang membayar untuk mengakses layanan video-on-demand miliknya.
Namun di sisi lain, Netflix meyakini terdapat 100 juta rumah tangga tambahan dari berbagi password.
Hal ini menyalahi kebijakan Netflix yang mengizinkan berbagi akun ekstra untuk keluarga.
Namun, Netflix juga melarang praktik berbagi akun dengan cara lain.
Alhasil, Netflix berencana akan memungut biaya tambahan bagi pengguna yang sering berbagi akun di luar keluarganya.
Pada Maret lalu, layanan tersebut pun menguji fitur baru yang memungkinkan pemegang paket standar dan premium untuk menambahkan sub-akun hingga dua orang, yang tidak tinggal bersama mereka.
Baca Juga: Dampak Invasi Ukraina, Netflix Resmi Setop Layanannya di Rusia
Beberapa negara menjadi tempat pengujian ini, yakni Chile, Peru, dan Kosta Rika.
Pelanggan akan dikenakan biaya tambahan sebesar 2.300 peso Chili (sekitar Rp41.069) di Chili, 2,99 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp42.883) di Kosta Rika dan 7,9 nuevo sol (sekitar Rp30.000) di Peru.
Sejumlah pengguna telah melaporkan "diblokir" oleh Netflix alias tidak dapat mengakses layanan video tersebut.
Muncul sebuah notifikasi yang memberikan persyaratan agar pengguna bisa kembali.
Sambil memberi notifikasi, terdapat pula opsi berlangganan gratis 30 hari dengan membuat akun sendiri.
Agaknya, kebijakan baru ini tak menyenangkan pelanggan sehingga mereka berhenti berlangganan Netflix.
Faktor kedua adalah perang antara Rusia dan Ukraina. Saat perang pecah di Ukraina, Netflix menghentikan layanannya di Rusia.
Sebanyak 700.000 pelanggan telah hilang dari negara tersebut.
Baca Juga: Uji Coba Fitur Baru, Netflix Keluarkan Gim dari 'Stranger Things'
Jika tak ada penangguhan, Netflix memperkirakan perusahaan masih akan tumbuh pertumbuhan pelanggan hingga 500.000 pada kuartal ini.
Faktor ketiga adalah masalah persaingan yang meningkat.
Menurut Netflix banyaknya platform streaming film oleh perusahaan hiburan lain juga turut berperan dalam penurunan pelanggannya pada kuartal I-2022 ini.
Selain Netflix, platform streaming populer lainnya ada Disney Plus Hotstar, HBO Go, Amazon Prime Video, Viu, Hulu, ESPN+, dan lain sebagainya.
Pada kuartal IV-2021 (Oktober-Desember) lalu, Netflix sebenarnya memproyeksi pelanggannya akan bertambah di angka 2,5 juta pada kuartal I-2022 ini.
Namun, ternyata estimasi itu meleset, dan malah turun sebesar 200.000 pelanggan.
Bila dibandingkan dengan periode kuartal I tahun 2021 lalu, pertumbuhan pelanggan Netflix dilaporkan mencapai 4 juta.
Selain kuartal I-2022, Netflix memprediksikan perusahaannya akan kehilangan pelanggan pada kuartal II (April-Juni) 2022 mendatang.
Netflix memperkirakan bakal kehilangan 2 juta pelanggan berbayar secara global.
Baca Juga: Mau Nonton Netflix Lebih Menyenangkan? Ikuti 5 Tips dan Trik Berikut
(*)