Parapuan.co - Bukan hal yang mustahil jika anak memiliki teman toksik atau berada dalam pertemanan toksik.
Sebagai orang tua, kamu tentu tidak ingin jika hal ini terjadi.
Meski Kawan Puan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak dalam berteman, namun kamu harus tetap memberikan pantauan.
Lingkup pertemanan anak dapat berpengaruh pada perkembangannya hingga dewasa.
Lantas, apa yang perlu orang tua lakukan jika anak memiliki teman toksik atau ada di pertemanan toksik?
Dilansir dari Kompas.com, berikut peran orang tua ketika anak berada di pertemanan toksik.
1. Dengarkan cerita anak
Akan ada waktu dimana anak ingin mengobrol terbuka kepada orang tua tentang perasaan mereka menghadapi teman yang toksik.
Ketika waktu ini tiba, penting bagi orang tua untuk tidak menghakimi atau terburu-buru melontarkan saran.
Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini untuk Membantu Anak Berinteraksi dengan Teman Sebaya
Sebaliknya, dukung dan dengarkan cerita anak terlebih dahulu.
Banyak orang tua yang berusaha menjelaskan apa tindakan yang harus dilakukan anak untuk mengakhiri persahabatan beracun.
Namun, langkah tersebut sejatinya tidaklah diperlukan karena anak sudah bosan mendengarkan hal itu dari orang lain.
Cobalah berempati pada anak.
Selain membuat anak merasa didengarkan dalam waktu lama, anak juga menyadari ada seseorang yang mendukung mereka sehingga mereka mau berjuang untuk meninggalkan teman toksik itu.
2. Tanyakan sesuatu sesuai informasi yang didapat
Setelah anak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pertemanan toksik yang dialami, orang tua dapat mengajukan pertanyaan berdasarkan informasi yang diperoleh.
Kamu bisa mengajukan pertanyaan mengenai apa penyebab anak merasa terluka, kesal, atau emosi yang lain.
Baca Juga: Seru, Ini Cara Tepat Menghadapi Anak yang Sering Bertanya Banyak Hal
Dengan melontarkan pertanyaan, anak tidak akan merasa dihakimi.
Mereka justru menyadari jika orang tua benar-benar mendengarkan. Alhasil, anak pun cenderung mau untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Dari jawabannya, orang tua dapat memiliki pemahaman lebih baik tentang seberapa beracun hubungan yang anak miliki dengan temannya.
Tidak hanya itu, orang tua pun harus mengerti tindakan yang perlu dilakukan untuk membantu anak agar meninggalkan pertemanan beracun.
3. Tidak mengkritik
Mengkritik teman yang toksik bisa menjadi bumerang dan menyebabkan anak tidak mau membicarakan situasi mereka dengan terbuka.
Meskipun anak mengetahui seorang teman beracun, mereka masih suka membela teman tersebut di hadapan orang tua mereka.
Sama seperti hubungan asmara toksik, pertemanan toksik membuat anak meyakini bahwa mereka tidak dapat berbuat apa pun tanpa teman mereka.
Maka dari itu, hindari mengkritik teman yang beracun kendati secara tidak sadar anak kita mengetahui bahwa teman itu tidaklah baik bagi mereka.
Baca Juga: Jangan Salah, Toxic Parenting juga Bisa Ditandai dengan Hal Ini!
(*)