Konsekuensi dari tantangan ini adalah semakin takut untuk membela diri sendiri dan menciptakan batasan kerja, meski alasannya 100 persen logis.
Dengan begitu, people pleaser akan terus kesulitan untuk bisa mencapai work-life balance atau keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional.
2. Menjadi sukses tapi dalam karier yang tidak diinginkan
Tampaknya tidak ada orang yang tidak ingin sukses di dunia kerja. Namun, bagaimana jika kesuksesan tersebut bukan dalam hal yang kamu inginkan?
Seorang people pleaser boleh jadi percaya diri dengan kemampuannya, tetapi belum tentu cukup berani untuk mengakui perbedaan.
Misalnya, ketika kamu sudah memiliki kinerja yang baik di tempat kerja hingga dipuji oleh atasanmu, ternyata bagimu pekerjaan itu bukan hal yang kamu sukai.
People pleaser akan kesulitan mengakui hal itu karena berpikir dirinya dinilai baik karena mau mengikuti apa yang selama ini diinginkan serta diakui oleh orang-orang.
Jalan untuk kabur menuju jalur karier yang sebenarnya diinginkan pun akan semakin sulit saat people pleaser sudah mendapat promosi dan posisi yang menjanjikan di tempat kerja.
Pasalnya, seorang people pleaser pun berpikir bahwa dia memiliki semua kualitas yang dibutuhkan untuk posisi tersebut. Meski, jauh di dalam hatinya dia tak menikmatinya.
Baca Juga: Bahaya People Pleaser, Berdampak Buruk untuk Kesehatan Mental