Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel saat Liputan di Tepi Barat

Alessandra Langit - Kamis, 12 Mei 2022
Shireen Abu Akleh (51), seorang wartawan perempuan Al Jazeera yang dibunuh oleh pasukan Israel
Shireen Abu Akleh (51), seorang wartawan perempuan Al Jazeera yang dibunuh oleh pasukan Israel Al Jazeera

Parapuan.co - Kawan Puan, pasukan Israel dilaporkan telah menembak seorang wartawan senior Al Jazeera di Tepi Barat pada Rabu (11/5/2022).

Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Kesehatan Palestina.

Wartawan yang menjadi korban adalah Shireen Abu Akleh (51), yang diketahui sedang meliput serangan tentara Israel di kamp pengungsi Jenin.

Perempuan ini terkena tembakan tepat di bagian wajahnya setelah bertubi-tubi serangan senjata dilayangkan.

Melansir Al Jazeerarekan wartawan lainnya, Ali al-Smoudi, juga menjadi korban tembakan pasukan Israel.

Ali mendapat luka di bagian punggung, untungnya kini ia dilaporkan sudah dalam kondisi kesehatan yang stabil.

Dalam rekaman video yang beredar, Shireen Abu Akleh terlihat mengenakan jaket antipeluru berwarna biru dengan tulisan "PRESS".

Ia dikelilingi oleh rekan wartawan lainnya saat pasukan Israel terus menyerang walaupun kondisi Shireen sudah terbaring di tanah.

Kawan Puan, mendengar berita ini, pihak Israel membantah adanya serangan kepada wartawan senior Shireen Abu Akleh.

Baca Juga: Geram Postingan soal Palestina Disensor, Bella Hadid: Saya akan Terus Maju dengan Damai

Menurut laporan pihak tentara Israel, pasukannya memang melakukan operasi pada Rabu pagi di kamp pengungsi Jenin.

Namun, mereka membantah bahwa ada yang sengaja menargetkan serangan kepada wartawan yang bertugas.

"Tentara tentu saja tidak membidik wartawan," tegas salah seorang pejabat militer Israel.

Pihak tentara Israel pun menawarkan penyelidikan terkait persitiwa penembangkan itu.

Israel ingin terlebih dahulu melihat kemungkinan Abu Akleh ditembak oleh orang-orang bersenjata Palestina.

Menurut keterangan Al Jazeera, Abu Akleh sebelumnya sempat mengirim pesan terakhir melalui email pada pukul 06.13 waktu setempat.

"Pasukan pendudukan menyerbu Jenin dan mengepung sebuah rumah di lingkungan Jabriyat," tulis Abu Akleh dalam pesannya.

"Dalam perjalanan ke sana, saya akan membawakan berita segera setelah gambarnya menjadi jelas," imbuhnya.

Baca Juga: Sosok Penyiar TV Perempuan Pertama yang Berani Mewawancarai Taliban

Seorang reporter yang juga bertugas di medan yang sama dengan Abu Akleh pun memberi kesaksian.

"Kami semua mengenakan rompi dan helm. Kami adalah empat jurnalis di area terbuka," kata wartawan tersebut.

"Tidak ada konfrontasi atau tembakan yang dilepaskan oleh para pejuang Palestina," ujarnya lebih lanjut.

Menurut kesaksian wartawan tersebut, tentara Israel tak henti-henti menembakkan peluru bahkan saat para wartawan sudah berjatuhan.

Hal itu membuat para wartawan yang bertugas kesulitan untuk membantu dan melindungi Abu Akleh.

"Tentara pendudukan tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan," ungkap wartawan tersebut.

"Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan," sambungnya.

Kepresidenan Otoritas Palestina mengecam pembunuhan Abu Akleh sebagai sebuah kejahatan.

"Kepresidenan menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan keji ini," bunyi pernyataan resmi Palestina.

Menurut pernyataan tersebut, pembunuhan Abu Akleh adalah bagian dari kebijakan pendudukan yang menargetkan wartawan untuk mengaburkan kebenaran.

Selain itu tindakan tersebut juga dinilai bertujuan melakukan kejahatan secara diam-diam.

Jaringan media Al Jazeera pun mengutuk pembunuhan itu dan menganggap Israel melanggar hukum internasional. 

Baca Juga: Bella Hadid Angkat Bicara Usai Aksinya Bela Palestina Dikecam Israel

(*)

Sumber: Al Jazeera
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru