Puan Talks: Psikolog Klinis Jelaskan Tanda-Tanda Emosi Harus Dikeluarkan

Anna Maria Anggita - Minggu, 22 Mei 2022
Tanda harus mengeluarkan emosi
Tanda harus mengeluarkan emosi picture

Parapuan.co - Kawan Puan, pernahkah kamu memendam masalah sendiri hingga berlarut-larut?

Jika pernah, sebaiknya hentikan kebiasaan memendam masalah, karena berdampak luas pada tubuh.

Menurut Indah Sulistyorini, M.Psi., Psi selaku psikolog klinis dewasa mengungkap menyimpan masalah sendiri dapat berdampak pada kesehatan mental.

Dalam Puan Talks di Instagram Live PARAPUAN @cerita_parapuan bertajuk Puan Talks: Kamu Enggak Sendirian! yang diadakan pada Kamis (19/5/2022), Indah menekankan ada berbagai masalahpsikis yang muncul akibat memendam masalah sendiri seperti:

- Timbulnya kecemasan;

- Kesedihan;

- Kemarahan, bahkan berdampak pula ke pekerjaan.

Lantas, apa saja tanda-tanda emosi harus dikeluarkan?

"Tandanya kurang lebih adalah kalau sudah mengganggu keberfungsian kita sehari-hari," kata Indah.

Misalnya saja kamu jadi tidak nafsu makan, mengalami sulit tidur, atau sebaliknya makan berlebihan tidak terkendali.

Baca Juga: Anak Juga Bisa Alami Depresi, Segera Kenali Berbagai Gejalanya

 

"Atau kita juga melakukan shopping therapy jadi mengalami seperti impulsive buying hanya sekadar untuk melepaskan tekanan yang kita alami," jelas Indah.

Menurut Indah ada pula gejala fisik yang sangat merugikan karena masalah dipendam sendiri, yakni:

- Muncul gejala sakit maag;

- Jantung berdebar-debar yang tidak terjelaskan oleh medis;

- Sakit kepala terus-menerus.

"Bisa juga muncul gejala fisik lainnya atau mungkin kita juga tidak bisa berfungsi maksimal di dalam misalnya pekerjaan kita, atau mungkin sedang sekolah kita tidak bisa berkonsentrasi," terangnya.

Berbagai kondisi tersebut terjadi karena pikiran kita terfokus pada masalah yang kita alami, namun tidak menemukan solusinya. 

Puan Talks
Puan Talks Youtube/ Cerita Parapuan

Baca Juga: 7 Tanda Stres yang Tidak Disadari, Salah Satunya Alis Berkerut

 "Jadi tidak selesai masalahnya dan kemudian berdampak secara emosi, secara kognisi, cara berpikir kita, kemudian hubungan kita dengan orang lain terganggu," paparnya.

Adapun beberapa contoh yang dipaparkan Indah yakni:

- Menarik diri dari lingkungan;

- Hubungan pekerjaan terganggu;

- Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan jadi terhenti dan tidak selesai-selesai.

"Masalah kalau dibiarkan berlarut-larut jadi menimbulkan dampak yang tidak kita sadari mengganggu keseimbangan fisik dan muncul penyakit-penyakit yang awalnya ringan terus dibiarkan terus-menerus merusak. Bahkan bisa mengalami penyakit-penyakit degeneratif," pungkas Indah.

Indah menjelaskan penyakit degeneratif disebabkan oleh hormon-hormon yang tidak seimbang.

"Nah hormon-hormon ini munculnya disebabkan karena tekanan-tekanan (masalah) seperti itu," tuturnya.

Mengetahui dampak dari memendam masalah itu luas maka sebaiknya kebiasaan ini segera dihentikan, misalnya saja dengan meminta bantuan pihak lain, baik teman maupun profesional kesehatan mental.

Baca Juga: Mengenal Trikotilomania, Kebiasaan Mencabut Rambut Tanpa Sadar

Indah menegaskan bahwa  mencari bantuan itu bukan hal buruk atau menjadi kelemahan, sebab langkah ini justru menjadi bentuk pertanggungjawaban terhadap diri sendiri dalam menjaga kesehatan mental.

Sebagai informasi, Indah merupakan psikolog yang bernaung di Ruang Tumbuh.

Ruang Tumbuh sendiri adalah pusat konsultasi, terapi, dan pengembangan diri dengan berbagai layanan konseling baik secara online maupun offline alias tatap muka.

Bukan hanya itu saja, Ruang Tumbuh juga memiliki:

- Layanan screening dan terapi tumbuh kembang anak.

- Play therapy.

- Seminar atau workshop dan kegiatan-kegiatan pengembangan diri lain yang dapat diikuti.

Apabila Kawan Puan berkeinginan untuk melakukan konseling, terapi untuk membagikan cerita hidup itu bisa langsung ke Ruang Tumbuh yang bisa ditemukan di Instagram dengan akun @ruangtumbuh.id. (*)



REKOMENDASI HARI INI

4 Momen Memukau di Konser Isyana, Dari Duet hingga Kehangatan Keluarga